loading...
Pertamina secara intensif memperkuat pengawasan distribusi energi sebagai langkah antisipasi cuaca ekstrem akhir tahun 2025. FOTO/Reuters
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) secara intensif memperkuat pengawasan pasokan dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) serta Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebagai langkah antisipasi terhadap prediksi curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem menjelang akhir tahun 2025. Kesiapsiagaan ini bertujuan memastikan layanan energi kepada masyarakat tetap terjamin di tengah tantangan geografis dan meteorologis.
"Dengan jangkauan distribusi yang luas dan sebagai negara kepulauan, pola distribusi energi di Indonesia termasuk yang terumit di dunia. Untuk itu, Pertamina perlu mengantisipasi faktor cuaca yang menjadi tantangan bagi pengiriman BBM dan LPG," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, dalam pernyataannya, Selasa (18/11/2025).
Baca Juga: Pendapatan Pertamina Tahun 2025 Diprediksi Tembus Rp1.127 Triliun, Laba Bersih Rp54 T
Langkah penguatan ini dibarengi dengan pengaktifan Satuan Tugas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Satgas Nataru), yang berlangsung mulai 13 November 2025 hingga 11 Januari 2026. Pembukaan Satgas Nataru dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, bersama jajaran Direksi Pertamina dan Subholding, serta diikuti manajemen Pertamina Group di seluruh Indonesia secara virtual.
Baron menambahkan, selain melakukan monitoring stok energi secara intensif, perseroan juga fokus pada keandalan seluruh sarana transportasi pada berbagai moda, sebagai tulang punggung proses distribusi. Armada transportasi meliputi mobil tangki, kapal laut, hingga pesawat udara disiagakan untuk menembus kondisi jalan yang berpotensi terdampak bencana alam seperti banjir, longsor, atau cuaca buruk lainnya.















































