Art & Bali 2025: Pameran Seni Internasional Pertama di Pulau Dewata

6 hours ago 3

Fimela.com, Jakarta Bali kembali menunjukkan dirinya sebagai pusat budaya dunia. Hari ini, Art & Bali 2025 resmi dibuka di Nuanu Creative City, sebuah kawasan kreatif baru yang menjadikan seni bagian dari kehidupan sehari-hari. Ini adalah pameran seni internasional pertama di Bali, menghadirkan 17 galeri, lebih dari 150 seniman, dan lebih dari 50 program seni, budaya, hingga pertunjukan.

Art & Bali hadir dengan tema “Bridging Dichotomies” yang berarti menjembatani perbedaan. Tema ini menggambarkan bagaimana tradisi bisa bertemu dengan modernitas, alam bersanding dengan teknologi, hingga kreativitas manusia berinteraksi dengan kecerdasan buatan. Bali menjadi panggung ideal untuk itu, karena warisan budayanya yang kuat kini dipertemukan dengan semangat inovasi global.

Menghidupkan Jiwa Bali Lewat Seni

Menurut Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City, dalam rilis yang Fimela terima (15/9) pameran ini adalah cerminan jiwa dari Nuanu: ruang di mana kreativitas, budaya, dan kehidupan sehari-hari menyatu. Filosofi Bali yang penuh makna kini bisa menyapa dunia melalui seni.

Sementara itu, Kelsang Dolma, Direktur Art & Bali, menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar pameran, melainkan wadah dialog global. “Art & Bali adalah tentang memberi penghormatan pada tradisi yang membentuk kita, sekaligus membuka pintu bagi suara-suara baru,” ujarnya.

Sorotan Utama Art & Bali 2025

Pameran ini menghadirkan galeri dan seniman dari berbagai negara: Indonesia, Jepang, Korea, Singapura, hingga Spanyol. Beberapa nama besar yang ikut serta antara lain:

  • Santrian Art Gallery – memadukan tradisi Bali dengan semangat kontemporer.
  • Asia Pacific Print Club – mendorong seni cetak di kawasan Asia Pasifik.
  • Feb Gallery Tokyo – dikenal dengan karya eksperimental lintas budaya.
  • Selain itu, hadir pula galeri lokal dan internasional seperti Art Agenda, Bagia Art Space, Dalam Seniman, Lucy Dream Art, RUANG//, hingga Morabito Art Villa.

Terra Nexus: Pameran Media Baru

Kurator Mona Liem menghadirkan lebih dari 30 seniman dengan karya yang menyeberangi batas medium. Ada instalasi imersif, seni digital, hingga kolaborasi antara pemahat tradisional dengan seniman teknologi. Mona menyebut Terra Nexus sebagai ekspresi holistik: “Teknologi, sains, dan seni menari bersama, namun tetap berakar pada budaya lokal.”

Seniman yang tampil antara lain Goenawan Mohamad, Heri Dono, Ivan Sagita, Nasirun, Popomangun, Satya Cipta, hingga Tulola Jewelry (kolaborasi Sri Luce-Rusna, Happy Salma, dan Franka Makarim).

Trokomod karya Heri Dono

Salah satu karya paling dinantikan adalah Trokomod, patung setinggi 7,5 meter yang menggabungkan ikon Trojan Horse dengan komodo. Karya monumental ini pernah dipamerkan di Venice Biennale 2015 dan kini hadir untuk pertama kalinya di Bali.Trokomod tidak hanya jadi simbol kekuatan seni Indonesia, tapi juga titik temu pertunjukan khusus dari kolektif Kitapoleng.

THK Tower: Instalasi Interaktif dari Material Daur Ulang

Bali juga kedatangan karya besar lain: THK Tower, menara seni yang sepenuhnya dibuat dari bahan daur ulang. Dirancang oleh arsitek Arthur Mamou-Mani bersama seniman Bali Chiko Wirahadi, karya ini kini memasuki fase kedua.

Menariknya, pengunjung bisa ikut berpartisipasi dengan memproyeksikan suara, harapan, dan emosi ke dalam struktur menara. Hasilnya menjadi “perpustakaan suara” permanen yang hidup bersama waktu.

Art Collector’s Pass

Inovasi lain datang dari Nuanu Real Estate yang meluncurkan Art Collector’s Pass. Pemilik rumah di Nuanu akan mendapat:

  • Kredit seni sebesar USD 2.000.
  • Pendampingan kuratorial.
  • Akses VIP ke berbagai acara budaya.Program ini dirancang untuk membangun komunitas pecinta seni yang bukan hanya mengoleksi, tapi juga benar-benar menghidupi seni.

Pertunjukan & Program Spesial

Selain pameran visual, Art & Bali juga menghadirkan berbagai pertunjukan, antara lain:

  • Respons Kitapoleng terhadap Trokomod.
  • Pertunjukan Mei Tamazawa di Labyrinth Dome.
  • Bumi Bajra di malam pembukaan.
  • Lelang amal Golden Leaf oleh seniman Dadi Setiyadi.
  • After Dark Series bersama Graung, Kadapat, dan Bali Motion Club.
  • Pertunjukan partisipatif Temu Gerak dan Tanaman Liar yang memadukan bunyi, gerak, dan lanskap Bali.

Babak Baru bagi Bali

Lebih dari sekadar pameran seni, Art & Bali 2025 lahir dari semangat untuk merayakan seni dengan cara yang peduli pada manusia dan lingkungan. Desain pameran menggunakan pendekatan berkelanjutan, sekaligus mendukung Nuanu Social Fund untuk pemberdayaan komunitas lokal.

Dengan skala internasional, kehadiran seniman lintas negara, serta keterlibatan budaya Bali yang kental, Art & Bali membuka babak baru bagi Bali di panggung seni dunia. Pulau Dewata kini bukan hanya tujuan wisata, tetapi juga laboratorium kreatif global di mana warisan budaya dan masa depan seni saling bertemu.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Ayu Puji Lestari
Read Entire Article
Prestasi | | | |