Asuransi Jiwa Syariah Kian Diminati, Kontribusi Meningkat 11% di 2024

6 hours ago 7

loading...

Direktur Prudential Syariah, Herwin Bustaman. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Kebutuhan akan proteksi kesehatan dan jiwa semakin vital sebagai safety net bagi masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi global dan nasional. Namun, penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah hanya 2,8% per September 2024, jauh di bawah Malaysia 4,8% dan Singapura 11,4%.

Industri asuransi jiwa syariah pun berpeluang besar untuk mengisi celah ini. Indonesia, dengan 87% penduduk Muslim dan dominasi generasi produktif (70%), menjadi pasar potensial bagi asuransi syariah. Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan, kontribusi premi asuransi jiwa syariah naik 11% menjadi Rp22,1 triliun pada 2024, dengan aset mencapai Rp32,3 triliun.

Direktur Prudential Syariah, Herwin Bustaman, mengungkapkan tren positif ini didorong oleh peningkatan literasi keuangan syariah. Survei OJK (2025) mencatat indeks literasi keuangan syariah naik menjadi 43,4%, sementara inklusi mencapai 13,41%. "Masyarakat semakin sadar akan manfaat layanan keuangan syariah," ujar dia dalam pernyataannya, Selasa (20/5).

Baca Juga: Prudential Indonesia Bukukan Pendapatan Premi Rp20,8 Triliun di 2024

Segmen anak muda menjadi sasaran utama. Survei Populix 2024 menunjukkan 73% generasi muda menganggap asuransi kesehatan penting. "Mereka mulai sadar pentingnya proteksi sejak dini," tambah Herwin.

Prudential Syariah mencatat peningkatan peserta dari kalangan milenial dan Gen Z. Namun, tantangan tetap ada. Inflasi medis Indonesia diprediksi mencapai 19% pada 2025, lebih tinggi dari rata-rata Asia (13%). Ditambah penurunan kelas menengah 17% dalam lima tahun terakhir, daya beli masyarakat pun tertekan.

Read Entire Article
Prestasi | | | |