Bahaya! Perubahan Cukai Rokok Beri Efek Domino ke Daya Beli dan Penerimaan

5 hours ago 4

loading...

Perubahan kebijakan yang mendorong kenaikan tarif cukai rokok berpotensi memengaruhi daya beli konsumen, khususnya di segmen ekonomi menengah ke bawah. Foto/Dok

JAKARTA - Perubahan kebijakan yang mendorong kenaikan tarif cukai rokok berpotensi memengaruhi daya beli konsumen , khususnya di segmen ekonomi menengah ke bawah. Rencana itu juga bisa berdampak pada stabilitas penerimaan negara .

Data di lapangan menunjukkan, mayoritas konsumen rokok dengan harga terjangkau berada pada kelompok pendapatan sekitar UMR (Upah Minimum Regional) atau bahkan di bawahnya. Produk rokok dengan harga Rp13.000-Rp15.000 per bungkus masih menjadi pilihan utama, sementara kenaikan tarif cukai dapat mendorong harga jual menjadi di kisaran Rp20.000 per bungkus atau lebih.

“Penting untuk merumuskan kebijakan cukai yang berimbang agar tidak mendorong pergeseran konsumsi ke produk-produk yang tidak tercatat atau tidak berkontribusi terhadap penerimaan negara,” kata Ketua Komisi XI DPR M. Misbakhun, Senin (9/6/2025).

Baca Juga: Rokok Ilegal Bukan Persoalan Sepele, Potensi Kerugian Negara hingga Rp97 Triliun

Menurut Misbakhun, pabrik rokok skala menengah memiliki peran vital dalam menopang ekonomi lokal. Selain menyerap banyak tenaga kerja, mereka juga menggerakkan sektor pendukung seperti petani, pedagang kecil, distributor, dan pekerja informal lainnya dalam ekosistem industri hasil tembakau.

Read Entire Article
Prestasi | | | |