loading...
Jemaah haji kloter pertama Embarkasi Palembang berangkat menuju Madinah dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sabtu (3/5). FOTO/Mushaful Imam
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengungkapkan Bandara Internasional Taif di Arab Saudi secara teknis siap digunakan sebagai alternatif pintu masuk bagi jemaah haji dan umrah asal Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan antara Anggota Amirul Hajj Indonesia 2025 dengan otoritas Bandara Taif di Makkah.
Pertemuan tersebut membahas kemungkinan pemanfaatan Bandara Taif untuk mendistribusikan arus kedatangan jemaah haji dan umrah. Langkah ini merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi kepadatan di bandara utama seperti Jeddah dan Madinah sekaligus memberikan alternatif jalur yang lebih efisien menuju Makkah.
"Bandara Taif akan menjadi alternatif bandara haji dan umrah selain Jeddah dan Madinah untuk mengurangi kepadatan. Apalagi, jarak dari Bandara Taif ke Makkah tidak terlalu jauh, hanya sekitar 70 kilometer," ujar Menhub Dudy dalam keterangan resmi, Senin (9/6).
Baca Juga: Berapa Pendapatan Arab Saudi dari Pelaksanaan Haji? Ternyata Tembus Rp248,2 Triliun Per Tahun
Menurut Menhub, pada musim haji tahun ini Bandara Taif sudah mulai digunakan untuk pertama kalinya oleh jamaah haji khusus asal Indonesia. Sebanyak 44 jamaah haji khusus tiba di Bandara Taif pada Rabu, 28 Mei 2025. "Kedatangan jamaah di Bandara Taif ini menjadi catatan penting dalam upaya diversifikasi jalur masuk jemaah haji ke Arab Saudi," tambahnya.
Diversifikasi jalur ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan kelancaran perjalanan jemaah haji dan umrah Indonesia dengan mengurangi tekanan pada bandara-bandara utama yang selama ini menjadi titik kedatangan utama.
Selain itu, penggunaan Bandara Taif diharapkan dapat mempercepat proses distribusi jemaah menuju Makkah dan Madinah sehingga mengurangi waktu perjalanan darat yang selama ini cukup lama dan melelahkan.