loading...
Wakil Ketua Baznas Mokhamad Mahdum mengatakan Baznas komitmen kelola ZIS untuk pembangunan nasional dan pengentasan kemiskinan. Foto/istimewa
JAKARTA - Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas ) menegaskan komitmennya dalam mengoptimalkan pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) untuk pembangunan nasional dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Baznas Mokhamad Mahdum, dalam acara Talkshow Economic Challenges Special Ramadan: Pembangunan Sosial Berbasis Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (Ziswaf) di Jakarta.
Dalam diskusi tersebut, Mokhamad Mahdum menekankan, Ziswaf bukan sekadar instrumen distribusi kekayaan, tetapi juga memiliki peran strategis dalam mendorong pemberdayaan ekonomi umat secara berkelanjutan.
"Optimalisasi pengelolaan Ziswaf dengan pendekatan inovatif dan profesional akan meningkatkan efektivitas dalam memberdayakan mustahik menjadi muzakki, serta mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan berbasis prinsip syariah," ujar Mo Mahdum, Rabu (12/3/2025).
Mo Mahdum menjelaskan, Baznas menerapkan standar evaluasi pengelolaan zakat, salah satunya adalah Indeks Zakat Nasional (IZN) yakni alat ukur kinerja pengelolaan zakat, guna memastikan perbaikan berkelanjutan.
"Indeks Literasi Zakat di Indonesia saat ini berada di angka 74,83 atau kategori menengah. Oleh karena itu, kami terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya zakat," jelas Mahdum.
Mo Mahdum menambahkan, Baznas juga mengoptimalkan pembayaran zakat secara digital dengan bekerja sama dengan 24 perbankan, 24 aplikasi platform komersial, 7 platform non-komersial, serta berbagai media sosial dan e-commerce. Selain itu, Baznas telah mengembangkan Zakat Virtual Assistant dan Voice Command Zakat Assistant berbasis Artificial Intelligence (AI).
"Digitalisasi pengelolaan zakat telah meningkatkan efisiensi dan transparansi. Pengumpulan zakat secara digital mengalami kenaikan rata-rata 202,5% dalam 10 tahun terakhir," ungkap Mahdum.