Cahaya Gawai Ternyata Bisa Tembus Lapisan Kulit, Ini Pentingnya Pakai Sunscreen

3 hours ago 5

loading...

Blue light, atau yang dikenal juga sebagai high-energy visible light dapat menembus lapisan kulit lebih dalam dibanding sinar UVB. Foto/Freepik.

JAKARTA - Di era serba digital, banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer, ponsel , maupun televisi. Aktivitas sehari-hari seperti bekerja, belajar, hingga menikmati hiburan kini hampir semuanya dilakukan melalui layar.

Situasi ini membuat kulit rentan terpaparcahaya biru atau blue light yang berasal dari perangkat digital. Blue light, atau yang dikenal juga sebagai high-energy visible light, adalah bagian dari spektrum cahaya yang memiliki energi cukup tinggi dan dapat menembus lapisan kulit lebih dalam dibanding sinar UVB.

Baca juga: Penggunaan Gawai, Tantangan Baru Pendidikan Indonesia?

Dilansir dari laman Vogue, beberapa penelitian menyebut bahwa paparan blue light dalam jangka panjang berpotensi memicu masalah kulit seperti kusam, hiperpigmentasi, dan percepatan tanda penuaan. Selama ini, sunscreen identik dengan perlindungan dari sinar UV.

Namun, tidak semua sunscreen dirancang untuk melindungi dari blue light. Inilah yang kemudian mendorong munculnya tren “blue light sunscreen”, yaitu produk tabir surya yang menawarkan perlindungan tambahan dari cahaya layar.

Menurut para ahli, perlindungan terhadap blue light umumnya didapat dari sunscreen mineral berwarna (tinted sunscreen) yang mengandung iron oxides dan titanium dioxide. Selain itu, kandungan antioksidan seperti Vitamin C, Vitamin E, dan niacinamide juga membantu menetralisir efek oksidatif dari paparan cahaya.

Baca juga: Negara-Negara Paling Kecanduan Internet di Dunia

Read Entire Article
Prestasi | | | |