loading...
Kapal selam Audacious milik militer Inggris. Foto/pa
LONDON - Inggris tidak lagi mampu mengoperasikan program kapal selam nuklir setelah bertahun-tahun salah urus, menurut purnawirawan Laksamana Muda Philip Mathias.
Mantan direktur kebijakan nuklir di Kementerian Pertahanan Inggris itu mengkritik tajam kondisi armada kapal selam Inggris dalam artikel yang diterbitkan The Telegraph pada hari Sabtu.
Ia berpendapat, penundaan berulang dalam pengiriman kapal baru, dikombinasikan dengan patroli yang panjang, telah mengakibatkan "ketersediaan kapal selam yang sangat rendah" untuk mengatasi ancaman yang dihadapi negara tersebut, sementara pemotongan anggaran dan "kegagalan besar" dalam mengelola personel kunci telah memperburuk masalah tersebut.
"Inggris tidak lagi mampu mengelola program kapal selam nuklir," ujar Mathias.
"Kinerja di semua aspek program terus memburuk di setiap dimensi. Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di era kapal selam nuklir. Ini adalah kegagalan bencana dalam perencanaan suksesi dan kepemimpinan," tulisnya.
Laksamana purnawirawan tersebut mendesak London untuk menarik diri dari pakta AUKUS dengan Australia dan AS, yang dimaksudkan untuk menyediakan hingga 12 kapal selam nuklir baru, dan sebagai gantinya berfokus pada sistem yang lebih "hemat biaya" seperti kapal selam nirawak yang lebih kecil dan UAV.
Mathias juga menyoroti penundaan yang terus berlanjut dalam pengiriman kapal kelas Astute dan Dreadnought.














































