loading...
Tekanan ekonomi yang berlarut-larut mulai mengguncang ketahanan finansial rumah tangga Indonesia. FOTO/Shutterstock
JAKARTA - Tekanan ekonomi yang berlarut-larut mulai mengguncang ketahanan finansial rumah tangga Indonesia. Hasil survei Inventure–Alvara 2025 terhadap 600 responden menunjukkan pergeseran signifikan dalam perilaku keuangan masyarakat, terutama pada aspek pendapatan, tabungan, dan investasi yang kini didominasi tren penurunan.
Dalam laporan tersebut terungkap bahwa kemampuan masyarakat untuk menyimpan dana mulai tergerus. Sebanyak 35% responden menyatakan tabungannya menurun, sementara hanya 10% yang mengalami kenaikan.
Baca Juga: Fenomena Makan Tabungan Masih Berlanjut, Kelas Menengah Makin Terjepit Biaya Hidup
Tekanan lebih berat terlihat pada pos investasi, di mana 40% responden melaporkan penurunan investasi dan hanya 7 persen yang mencatat peningkatan. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat kini terpaksa memprioritaskan kebutuhan jangka pendek serta menjaga kestabilan arus kas harian, alih-alih menambah aset jangka panjang.
Managing Partner Inventure, Yuswohady mengatakan pergeseran ini sebagai perubahan mendasar dalam perilaku konsumsi. Penurunan tabungan, merosotnya investasi, dan pendapatan yang stagnan telah memaksa masyarakat masuk ke mode bertahan.
"Di fase dormant economy seperti saat ini, konsumen berubah menjadi frugal consumer, jauh lebih hemat, lebih kritis, dan lebih menuntut nilai. Mereka tidak lagi membeli berdasarkan keinginan, tetapi berdasarkan urgensi dan manfaat nyata," ujarnya dalam Business Outlook 2026 di Jakarta, Selasa (9/12/2025).














































