loading...
Festival SenengMinton dirancang berbasis permainan untuk melatih koordinasi motorik, kecepatan, dan ketangkasan anak, sekaligus merangsang perkembangan kognitif / Foto: Ist
Ancaman gaya hidup sedenter atau kurang gerak pada anak-anak Indonesia kian mengkhawatirkan seiring meningkatnya durasi penggunaan gawai. Menjawab tantangan tersebut, Festival SenengMinton Jawa Tengah 2025 digelar sebagai upaya preventif untuk menumbuhkan kembali kebiasaan aktif bergerak sejak usia dini melalui pendekatan edukatif dan menyenangkan.
Festival hasil kolaborasi Bakti Olahraga Djarum Foundation, Pengprov PBSI Jawa Tengah, dan Aice Group ini diikuti 2.266 siswa sekolah dasar dari berbagai daerah. Kegiatan berlangsung beruntun di Solo (23 September), Purwokerto (8 November), Semarang (20 November), dan ditutup di Magelang (11 Desember).
Senior Brand Manager Aice Group, Sylvana Zhong, menyebut perilaku sedenter bukan sekadar persoalan kurang bergerak. Melainkan telah menjadi ancaman serius bagi kualitas sumber daya manusia di masa depan.
“Lewat inisiatif ini, Aice berupaya mengubah paradigma anak-anak dari ketergantungan pada layar gadget menjadi kegemaran beraktivitas fisik di lapangan. Dengan memperkenalkan olahraga sebagai momen kebahagiaan dan kebersamaan, diharapkan muncul kesadaran intrinsik pada anak sekaligus orang tua, untuk mengadopsi pola hidup sehat secara berkelanjutan,” jelas Sylvana.
Festival SenengMinton dirancang berbasis permainan untuk melatih koordinasi motorik, kecepatan, dan ketangkasan anak, sekaligus merangsang perkembangan kognitif. Pendekatan bermain ini dinilai efektif untuk mengembalikan minat anak pada aktivitas fisik tanpa tekanan kompetisi berlebihan.












































