loading...
Orang Indonesia adalah salah satu yang paling royal saat berlibur, menempati peringkat keempat di Asia dengan rata-rata pengeluaran Rp30,5 juta per perjalanan. Foto: Gemini
JAKARTA - Di tengah euforia dan semangat merencanakan liburan ke luar negeri yang kembali membara, sebuah "musuh tak terlihat" diam-diam mengintai dompet para wisatawan Indonesia. Banyak yang tidak sadar, di balik setiap gesekan kartu atau penukaran uang, ada "biaya siluman" yang bisa menguras hingga hampir Rp1 juta dari total anggaran belanja liburan mereka.
Ini adalah ironi menyakitkan. Data menunjukkan, orang Indonesia adalah salah satu yang paling royal saat berlibur, menempati peringkat keempat di Asia dengan rata-rata pengeluaran Rp30,5 juta per perjalanan.
Namun, di saat yang sama, banyak dari kita yang "dirampok" secara halus oleh biaya-biaya yang sebenarnya bisa dihindari.
Lantas, di mana letak jebakan ini, dan bagaimana cara cerdas untuk menghindarinya?
'Dosa' Klasik Pembayaran Konvensional
Selama ini, ada dua cara utama yang kita andalkan saat bertransaksi di luar negeri: membawa tumpukan uang tunai atau menggesek kartu debit/kredit dari bank lokal. Keduanya ternyata menyimpan masalahnya masing-masing.