Jokowi Lulus UGM 5 Tahun, Roy Suryo: Tak Mungkin dengan IPK 2,5 Lebih Sedikit

1 hour ago 3

loading...

Pakar telematika Roy Suryo memberikan keterangan soal kelulusan dan IPK Jokowi dari UGM di Kantor Komisi Informasi Pusat, Jakarta, Selasa (2/12/2025). Foto: Jonathan Simanjuntak

JAKARTA - Pakar telematika Roy Suryo menilai tidak mungkin ada seseorang yang lulus dalam waktu lima tahun dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,5 lebih sedikit. Hal itu menanggapi pernyataan Rektor UGM Ova Emilia.

Menurut Roy, ini merupakan kebohongan lanjutan terkait polemik ijazah Jokowi. "Ini kebohongan lagi yang dibuka kemarin setelah tidak sengaja oleh Rektor UGM yang mengatakan IP Saudara Jokowi 2,5 lebih sedikit memang minimal. Tidak mungkin seorang anak pada zaman itu lulus 5 tahun tapi dengan IP 2,5," ujarnya di Kantor Komisi Informasi Pusat, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Baca juga: Sidang Sengketa Informasi Ijazah Jokowi, Hakim: UGM Terapkan Chauvinisme karena Tak Libatkan Eksternal

Jangka waktu lima tahun dengan IPK 2,5 sangatlah cepat. Capaian itu hanya bisa diperoleh apabila seorang mahasiswa memiliki nilai IPK dengan angka minimal 3. "Itu 5 tahun cepat sekali dan 5 tahun itu hanya bisa selesai kalau anak itu IP-nya 3 di atas," ungkap Roy.

"IP 2,5 maksimal ngambil 18 dalam 1 semester. Sekarang coba, dengan kurikulum gabungan, 122 plus 30 sekian, itu berarti 150 sekian. Dibagi 18, berapa tahun? Hampir 4,5 tahun. 4,5 tahun itu harus dikurangi KKN, yang dia 1 semester sendiri harus dikurangi skripsi," sambungnya.

Roy menyinggung sejumlah dosen yang datang dari Fakultas Kehutanan UGM. Tiga dosen pengajar itu juga memiliki tahun pendidikan yang lebih dari lima tahun.

Read Entire Article
Prestasi | | | |