Kamu Bukan Berubah tapi Lingkungan yang Menyesuaikan

2 months ago 27

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, ketika kamu merasa bahwa diri kamu memiliki sifat ganda yang kadang bertolak belakang tergantung dengan siapa kamu berinteraksi, bisa jadi itu bukan hal yang aneh. Nyatanya, banyak orang mengalami hal serupa. Di satu sisi kamu bisa tampil berani dan percaya diri, tapi di sisi lain kamu bisa jadi sangat pendiam dan ragu-ragu. Nah dalam hal ini, pasti akan timbul pertanyaan dalam benak kamu, sifat asli mana yang kamu miliki?

Namun, penting untuk disadari bahwa hal ini bukan berarti kamu sedang memalsukan diri. Ini justru bagian dari kecerdasan emosional terhadap kemampuan kamu untuk menyesuaikan diri dengan konteks sosial, tanpa benar-benar kehilangan inti dari siapa kamu sebenarnya. Faktanya, semua manusia memiliki spektrum kepribadian, dan intensitasnya bisa berubah tergantung suasana hati, tekanan sosial, atau bahkan kehadiran orang-orang tertentu.

Semua perasaan yang timbul itu adalah hal normal, tapi ketika kamu mulai merasa lelah karena terus-menerus menyesuaikan diri, hal tersebut perlu diwaspadai. Ini bisa jadi tanda bahwa kamu terlalu jauh dari pusat dirimu sendiri. Nah, ini cara mengapa karakter itu bisa terbentuk!

1. Lingkungan Sedari Kecil

Kehidupan masa kecil adalah fondasi utama pembentukan karakter seseorang. Saat masih kecil, otak kita ibarat spons karena mudah menyerap apapun yang kita lihat, dengar, dan rasakan dari orang-orang terdekat. Jika seorang anak tumbuh dalam keluarga yang hangat dan suportif, besar kemungkinan ia akan merasa aman secara emosional dan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri serta mudah mempercayai orang lain. Sebaliknya, anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kritik atau kekerasan verbal bisa mengembangkan sifat defensif, sensitif, bahkan sulit percaya pada orang lain.

2. Interaksi dengan Teman Seumuran

Peran teman sebaya menjadi sangat krusial dalam membentuk karakter. Saat memasuki usia sekolah, kita mulai melihat dunia dari perspektif yang lebih luas karena kita akan bertemu oleh beragam manusia dari sifat dan latar belakang yang berbeda. Pengalaman ditolak, dikucilkan, atau dibully oleh teman seumuran juga bisa membentuk karakter menjadi tertutup, pemarah, atau penuh keraguan. Sebaliknya, pengalaman diterima dan dihargai dapat mengembangkan rasa percaya diri yang kuat.

3. Tuntunan dan Peran Sosial

Semakin kita tumbuh dewasa, semakin banyak peran sosial yang harus kita jalani. Kita bukan lagi berperan sebagai anak dari sepasang orang tua, tetapi kita akan berperan sebagai rekan kerja, mahasiswa, kakak, teman, bahkan mungkin pasangan. Masing-masing peran ini datang dengan harapan dan tuntutan sosial yang berbeda-beda dan kita pun mulai beradaptasi sesuai konteksnya. Jadi tuntunan sosial juga bisa mengubah cara kita memandang diri sendiri.

4. Media yang Dikonsumsi

Di era digital yang berkembang pesat ini, media bukan sekadar hiburan, tapi juga guru tanpa kita sadari. Tayangan yang kita tonton, postingan media sosial yang kita lihat, dan lagu yang kita dengar setiap hari bisa mempengaruhi cara kita memaknai kehidupan, membentuk opini, hingga menentukan standar terhadap diri sendiri dan orang lain. Jadi, memilih media yang kita konsumsi bukan hanya soal menjaga waktu, tapi juga menjaga kualitas karakter yang sedang kita bentuk.

Sahabat Fimela, hanya diri kita sendiri yang dapat memutuskan untuk memilih lingkungan mana yang pantas untuk menjadi tempat tinggal, tempat kerja, dan juga tempat bermain. Untuk itu, pastikan bahwa keputusanmu adalah keputusan yang tepat, ya!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Prestasi | | | |