Kapal Selam Rp6,9 Triliun Thailand Gunakan Mesin China yang Belum Teruji

2 months ago 29

loading...

Thailand pilih gunakan mesin China yang belum teruji untuk proyek kapal selam senilai Rp6,9 triliun. Langkah Bangkok ini diduga karena ada tekanan dari Beijing. Foto/Gordon Arthur/Defense News

JAKARTA - Dalam sebuah langkah yang menegaskan meningkatnya kegelisahan di antara negara-negara tetangga China, Thailand diam-diam tunduk pada tuntutan Beijing dengan menerima mesin diesel buatan China untuk kapal selam Yuan-class S26T yang bermasalah. Mesin itu disebut-sebut jauh dari standar internasional.

Mengutip dari Mizzima, Selasa (2/9/2025), keputusan yang disetujui kabinet Thailand ini menandai pergeseran besar dalam strategi pengadaan pertahanan negara itu, sekaligus memperlihatkan realitas tak nyaman ketika harus berhadapan dengan China yang kian agresif.

Kesepakatan kapal selam senilai USD417 juta (Rp6,9 triliun) yang diteken pada 2017 awalnya mencantumkan mesin diesel Jerman MTU396, yang terkenal karena keandalan, performa, dan sertifikasi globalnya.

Baca Juga: Xi Jinping Hadapi Kritik Terselubung dari Media Resmi Militer China

Namun, ketika embargo senjata Uni Eropa terhadap China menghalangi ekspor mesin itu, Beijing menawarkan pengganti: sistem propulsi CHD620 buatannya sendiri, sebuah prototipe yang belum pernah teruji di medan tempur maupun dalam misi jangka panjang.

Thailand sempat menolak, pembangunannya mandek dan negosiasi berlarut. Namun akhirnya Bangkok menyerah dan menerima mesin itu.

Kapal selam yang baru dua pertiga selesai itu sudah dibiarkan begitu saja sejak 2021. Tanpa opsi mesin Jerman, China gencar meyakinkan Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTN) bahwa CHD620 “setara secara fungsional” dengan MTU396.

Read Entire Article
Prestasi | | | |