loading...
Singapura tengah menghadapi lonjakan signifikan kasus demam chikungunya dalam beberapa bulan. Penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes ini memicu kekhawatiran. Foto/AFP
SINGAPURA - Singapura tengah menghadapi lonjakan signifikan kasus demam chikungunya dalam beberapa bulan terakhir. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ini memicu kekhawatiran karena jumlah infeksinya tercatat dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Badan Penyakit Menular (CDA) yang dirilis pada 7 Agustus 2025, terdapat 17 kasus chikungunya sejak awal tahun hingga 2 Agustus. Angka ini meningkat tajam dibandingkan hanya delapan kasus pada periode yang sama di 2024. Sepanjang tahun lalu, total kasus yang dilaporkan mencapai 15.
Mayoritas Kasus dari Pelancong Luar Negeri
Dilansir dari The Straits Times, Senin (11/8/2025), CDA menjelaskan, dari total 17 kasus, 13 di antaranya merupakan infeksi impor dari daerah terdampak di luar negeri. Sementara itu, tiga kasus lainnya adalah penularan lokal yang tidak saling berkaitan.
Tren kenaikan kasus dimulai secara perlahan pada Februari dengan dua laporan, lalu meningkat stabil sekitar dua kasus per bulan hingga mencapai sembilan kasus di akhir Mei. Lonjakan signifikan terjadi pada Juni dengan 13 kasus, disusul 16 kasus pada Juli.