loading...
Kebocoran masif lebih dari 100.000 dokumen telah menyeret nama perusahaan China, Geedge Networks, yang diduga memasok alat sensor dan pengawasan ke berbagai pemerintah di dunia. Foto/Money Control
JAKARTA - Kebocoran masif lebih dari 100.000 dokumen telah menyeret nama perusahaan China, Geedge Networks, yang diduga memasok alat sensor dan pengawasan ke berbagai pemerintah di dunia. Demikian dilaporkan The Epoch Times dan dikutip ANI, Jumat (19/9/2025).
Pengungkapan ini menyoroti pengaruh China dalam mengekspor otoritarianisme digital, memicu perdebatan tentang keamanan siber, hak asasi manusia, dan tata kelola internet global.
Geedge, yang didirikan oleh Fang Binxing—dikenal sebagai “Bapak Great Firewall China"—memiliki kontrak dengan sejumlah negara seperti Kazakhstan, Ethiopia, Pakistan, Myanmar, serta dengan otoritas di Xinjiang, kawasan yang kerap dikritik karena pengawasan ketat dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Baca Juga: Komite DPR AS: China Gunakan Serangan Siber agar Unggul di Meja Perundingan
Menurut laporan The Epoch Times, Presiden Dynamic Internet Technology (DIT) Bill Xia menyatakan bahwa kebocoran dokumen ini bersifat disengaja dan kemungkinan berasal dari dalam perusahaan sendiri, yang selama ini membantu rezim otoriter mengendalikan konten daring dan memantau warganya.