Kisah Rp160 Triliun Apple yang Lenyap & Resep Sukses Xiaomi Kuasai Pasar Mobil Listrik

4 hours ago 8

loading...

Kegagalan Apple, yang dikenal sebagai Project Titan, sebagian besar disebabkan oleh ambisi mereka yang terlalu liar. Foto: dok Inside EV

BEIJING - Di atas panggung peluncuran SUV listrik keduanya yang gegap gempita, Lei Jun, pendiri dan CEO Xiaomi, tak bisa menahan diri. Dengan senyum penuh kemenangan, ia secara terbuka menyindir Apple, raksasa teknologi yang telah "membakar" USD10 miliar (sekitar Rp 160 triliun) selama satu dekade penuh hanya untuk menyerah pada mimpi mobil listrik mereka.

"Sejak Apple berhenti mengembangkan mobilnya, kami memberikan perhatian khusus kepada para pengguna Apple," ujarnya, sebuah sindiran tajam yang disambut riuh.

Beberapa saat kemudian, "bom" kedua diledakkan: Xiaomi mengumumkan telah menerima lebih dari 289.000 pesanan untuk SUV barunya hanya dalam satu jam.

Ini bukan lagi sekadar peluncuran produk. Xiaomi, perusahaan yang lebih dikenal dengan smartphone hingga air purifier, telah berhasil melakukan apa yang gagal dilakukan oleh perusahaan paling bernilai di dunia.

Pertanyaannya kini bukan lagi "apakah" mereka berhasil, tetapi "bagaimana" mereka melakukannya? Jawabannya adalah sebuah resep yang terdiri dari pragmatisme, pembajakan talenta agresif, dan pelajaran pahit dari masa lalu.

Mimpi 'Bulan' Apple vs. Langkah 'Bumi' Xiaomi

Kisah Rp160 Triliun Apple yang Lenyap & Resep Sukses Xiaomi Kuasai Pasar Mobil Listrik

Kegagalan Apple, yang dikenal sebagai "Project Titan", sebagian besar disebabkan oleh ambisi mereka yang terlalu liar. Mereka tidak hanya ingin membuat mobil listrik; mereka ingin menciptakan sebuah lompatan kuantum—mobil yang sepenuhnya otonom (Level 5) sejak awal.

Tujuan yang terus berubah dan terlalu tinggi ini membuat mereka menghabiskan satu dekade tanpa satu pun produk yang bisa ditunjukkan.

Di sisi lain, Lei Jun, 55 tahun, mengambil pendekatan yang jauh lebih membumi. Ia mempertaruhkan reputasi pribadinya, menyebut proyek mobil ini sebagai "proyek wirausaha terakhirnya". Alih-alih bermimpi, ia belajar.

Read Entire Article
Prestasi | | | |