loading...
Kemitraan BRICS-Vietnam secara resmi diluncurkan pada Juni 2025, menandai momen krusial bagi dinamika perdagangan global dan upaya dedolarisasi. FOTO/IOL
JAKARTA - Kemitraan BRICS-Vietnam secara resmi diluncurkan pada Juni 2025, menandai momen krusial bagi dinamika perdagangan global dan upaya dedolarisasi. Vietnam kini bergabung dengan sembilan negara mitra lainnya, termasuk Malaysia, Indonesia, dan Thailand, yang semakin memperkuat kehadiran blok tersebut di kawasan Asia-Pasifik.
Langkah ini menegaskan strategi Hanoi untuk mendiversifikasi kemitraan internasional sambil tetap mempertahankan prinsip diplomasi multilateral. Status kemitraan ini membuka koridor perdagangan baru dan mendukung pengaturan mata uang alternatif, seiring dengan percepatan ekspansi BRICS pada tahun 2025 di negara-negara berkembang.
Vietnam membawa bobot ekonomi yang signifikan ke dalam kemitraan ini, didukung oleh populasi yang hampir mencapai 100 juta jiwa dan ekonomi berorientasi ekspor yang telah teroptimasi di sektor-sektor kritis. Kapasitas manufaktur Vietnam di bidang elektronik, tekstil, dan semikonduktor diharapkan dapat membentuk rantai pasok BRICS yang saling melengkapi. Lebih lanjut, negara ini juga mendukung tujuan dedolarisasi BRICS melalui berbagai inisiatif industri besar yang sedang berjalan.
Baca Juga: Aksi China Buang Dolar Terus Berlanjut, Sepanjang April Lepas Obligasi AS Rp133 Triliun
Dikutip dari Watcher Guru, Perdana Menteri Pham Minh Chinh menegaskan kembali dalam KTT Kazan bahwa Vietnam tetap berkomitmen pada kebijakan luar negeri yang independen, multilateral, dan konstruktif. Komitmen ini juga mencakup pemeliharaan hubungan yang kuat dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan ASEAN.