loading...
Media asing soroti langkah Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam merombak kabinet usai demo rusuh Agustus lalu. Foto/Biro Pers Sekretariat Kepresidenan
JAKARTA - Media asing, AFP, menerbitkan laporan yang menyoroti langkah Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam merombak kabinet usai demo rusuh Agustus lalu.
Menurut laporan tersebut, yang mengutip para pakar, langkah presiden memberi dua isyarat bahwa dia ingin mengendalikan kerusakan akibat protes nasional atau ingin menghapus pengaruh pendahulunya, mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Demonstrasi yang dipicu oleh upah rendah, pengangguran, dan kemarahan atas fasilitas mewah yang diberikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meluas setelah rekaman video sebuah kendaraan Brimob Polri menabrak seorang pengemudi ojek online; Affan Kurniawan (21).
Baca Juga: Terungkap, 2 Pria Australia Memasok Senjata ke KKB Papua Barat untuk Melawan Indonesia
Kerusuhan yang terjadi setelahnya, yang menurut kelompok hak asasi manusia menewaskan sedikitnya 10 orang dan menahan ratusan orang, merupakan kerusuhan terbesar dalam masa kepresidenan Prabowo Subianto dan mantan jenderal tersebut kini menyerukan kepada publik untuk memulihkan kepercayaan mereka terhadap pemerintahannya.
Dia berjanji akan menindak tegas para petugas polisi yang menabrak Affan Kurniawan, mencabut tunjangan perumahan anggota DPR, dan pada hari Senin mencopot lima menteri, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“Kita bisa membaca ini sebagai upaya pengendalian kerusakan setelah gelombang kemarahan publik, terutama pada...efisiensi anggaran yang salah sasaran,” ujar Rani Septyarini, peneliti di Pusat Studi Ekonomi dan Hukum, kepada AFP.
Prabowo berfokus pada megaproyek sosial yang mahal yang didanai oleh pemotongan anggaran yang meluas dan telah memicu protes pada bulan Februari. Kebijakan andalannya meliputi program makan gratis dan dana kekayaan negara yang baru; Danantara.
Namun, menteri keuangan barunya, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan pada hari Rabu bahwa dia akan menyuntikkan dana sebesar USD12 miliar yang belum pernah terjadi sebelumnya ke dalam perekonomian untuk memacu pertumbuhan dan meredakan kemarahan publik yang membara.
“Prabowo melihat masalah ini sebagai sesuatu yang perlu diantisipasi dengan serius,” kata Airlangga Pribadi Kusman, analis politik di Universitas Airlangga.
“Dia ingin mencegah kerusakan sosial lebih lanjut," ujarnya.
Memperkuat Kekuasaan
Prabowo meraih kemenangan gemilang dalam Pemilu tahun lalu dan mempertahankan tingkat kepuasan publik yang tinggi, lebih dari 80 persen, 100 hari setelah menjabat pada bulan Oktober, menurut lembaga survei.