Membaca Makna Sebenarnya Latihan Militer China di Sekitar Taiwan

2 hours ago 8

loading...

Harryanto Aryodiguno, Ph.D, Associate Professor of International Relations, President University. Foto/Dok. SindoNews

Harryanto Aryodiguno, Ph.D
Associate Professor of International Relations, President University

PENGUMUMAN latihan militer besar-besaran oleh PLA Eastern Theater Command dengan sandi Zhengyi Shiming–2025 kembali memicu pertanyaan klasik, apakah perang di Selat Taiwan semakin dekat? Namun, jika pertanyaan itu dijadikan satu-satunya kacamata analisis, kita justru berisiko gagal memahami pesan strategis yang sebenarnya sedang disampaikan Beijing. Latihan ini bukan terutama tentang kapan perang dimulai, melainkan tentang siapa yang berhak menentukan tempo eskalasi di kawasan paling sensitif di Asia Timur.

Pertama-tama, penting ditegaskan bahwa latihan ini bukan respons spontan atau emosional. Ia merupakan bagian dari pola perilaku militer yang terinstitusionalisasi, melibatkan berbagai matra—darat, laut, udara, hingga pasukan roket—dengan skenario yang dirancang secara sistematis.

Fokus latihan bukan pada pendaratan amfibi atau perebutan kota, melainkan pada patroli kesiapan tempur laut–udara, penguasaan spektrum operasional, pengendalian pelabuhan dan titik strategis, serta pencegahan dari luar kawasan. Dengan kata lain,

Beijing sedang menunjukkan kapasitas penguncian dan pembatasan ruang gerak, bukan skenario invasi langsung. Pesan yang ingin disampaikan sederhana namun tegas, sebelum berbicara soal “merebut”, China ingin memastikan bahwa pihak lain tidak dapat bergerak bebas.

Transparansi justru menandakan bukan serangan mendadak
Menariknya, latihan ini dilakukan secara terbuka: area latihan diumumkan, peringatan navigasi dikeluarkan, dan narasi politik disampaikan secara terang. Dari sudut pandang studi strategis, ini justru menunjukkan bahwa latihan tersebut bukan persiapan serangan mendadak.

Read Entire Article
Prestasi | | | |