Menelusuri Akar Masalah Banjir Sumatera: Sawit, Tambang, atau Kertas?

5 days ago 14

loading...

Pemandangan drone menunjukkan sebuah masjid dan pesantren dipenuhi batang pohon usai banjir bandang menghantam di Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang. FOTO/Reuters

JAKARTA - Bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat menggoreskan luka mendalam bagi Bangsa Indonesia. Karenanya, sangat penting untuk mengurai akar penyebab bencana ini, agar pemerintah bisa mengambil langkah tepat untuk mencegah bencana terulang.

Pengamat yang juga Direktur Eksekutif Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, siklon tropis Senyar yang membawa curah hujan ekstrem memang menjadi salah satu faktor pemicu. Namun di luar itu, ada aspek manusia atau keberadaan industri yang juga menjadi faktor penting. "Faktor inilah yang harus ditelusuri agar ketemu akar penyebabnya," jelasnya dikutip pada Selasa (9/12/2025).

Baca Juga: Media Asing Soroti Banyak Kayu Gelondongan dalam Banjir Dahsyat Sumatra

Dia menyebut khusus di Sumatera Utara, ada tiga klaster industri yang banyak disebut menjadi penyebab banjir dan longsor, yakni industri kelapa sawit, tambang, dan kertas.
Menurut berbagai data dan temuan di lapangan, industri kelapa sawit mencakup konsesi paling luas, mencapai 2,018 juta hektare. “Angka ini baru yang tercatat secara resmi, di luar itu masih ada kebun sawit ilegal yang ditengarai sering melakukan land clearing atau pembukaan lahan dengan membabat hutan secara serampangan,” tegasnya.

Salah satu yang terkuak adalah aksi PT Sinar Gunung Sawit Raya (SGSR) yang oleh Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu disebut melakukan penanaman sawit ilegal di wilayah hutan seluas 451 hektar. "Penguasaan lahan secara ilegal seperti yang dilakukan PT SGSR ini harus diusut tuntas dan diproses hukum," kata Uchok.

Read Entire Article
Prestasi | | | |