loading...
Senjata yang dijual legal untuk olahraga dan berburu memiliki kecepatan mematikan setara senjata militer. Foto: ist
AUSTRALIA - Langit Bondi yang cerah pada hari Minggu itu seketika berubah menjadi kelabu, tercabik oleh suara letusan yang berulang, cepat, dan mematikan.
Dalam rekaman video yang beredar, teror itu tidak datang dari senjata selundupan atau pasar gelap, melainkan muncul dari laras senjata yang dibeli secara sah, dimiliki dengan lisensi resmi, dan dioperasikan dengan presisi mengerikan.
Di sana, di tengah kerumunan yang panik, Sajid Akram, 50, dan putranya, Naveed Akram, 24, menggunakan senjata legal untuk memuntahkan peluru dengan kecepatan yang nyaris menyamai senapan serbu militer.
Polisi New South Wales (NSW) memang belum merilis secara resmi jenis senjata yang digunakan.
Dr. John Coyne, Direktur Program Keamanan Nasional di Australian Strategic Policy Institute (ASPI), mengungkapkan bahwa para tersangka menggunakan senapan berdaya tinggi dengan sistem bolt-action (kokang) serta shotgun.
Yang membuat publik terhenyak bukanlah jenis pelurunya, melainkan mekanismenya. Senjata itu memiliki fitur straight-pull bolt action atau kokangan tarik-lurus.
Inovasi teknis ini memungkinkan Sajid dan Naveed menembak, mengisi ulang, dan menembak lagi dalam hitungan detik.
Celah Pasar: Menjual Kecepatan di Balik Aturan
Sajid Akram diketahui memiliki enam pucuk senjata api secara legal dan terdaftar sebagai anggota klub menembak. Namun, "legal" bukan berarti tidak berbahaya. "Ini adalah tren global, mereka dirancang dan dibuat di mana-mana," ujar Coyne.
Namun, di Australia, popularitas senjata ini meledak karena alasan pragmatis: pasar membutuhkan pengganti.
Ketika pemerintah menutup pintu bagi senjata semi-otomatis, pabrikan senjata memberikan alternatif lewat mekanisme straight-pull.













































