Fimela.com, Jakarta Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan terbesar yang dirayakan oleh komunitas Tionghoa di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Perayaan ini memiliki akar budaya yang kuat dan telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Tionghoa selama ribuan tahun. Imlek tidak hanya sekadar pergantian tahun dalam kalender lunar, tetapi juga momen untuk berkumpul dengan keluarga, menghormati leluhur, serta merayakan harapan baru dengan berbagai ritual dan tradisi khas.
Secara historis, Tahun Baru Imlek telah dirayakan di Indonesia sejak masa kolonial. Komunitas Tionghoa, yang telah menetap di Nusantara sejak abad ke-15, membawa serta budaya dan tradisi mereka. Seiring waktu, perayaan Imlek mengalami berbagai dinamika, mulai dari akulturasi dengan budaya lokal hingga sempat dilarang pada era Orde Baru sebelum akhirnya diakui kembali sebagai hari libur nasional pada tahun 2002.
Imlek di Indonesia juga dikenal dengan berbagai tradisi unik, seperti barongsai, perjamuan keluarga, serta pembagian angpao sebagai simbol keberuntungan. Di Jakarta, perayaan ini memiliki kekhasan tersendiri, terutama di kawasan yang memiliki sejarah panjang dengan komunitas Tionghoa, seperti Glodok dan Kota Tua. Revitalisasi kawasan Kota Tua menjadi langkah penting dalam menjaga warisan budaya yang telah ada sejak zaman kolonial dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada wisatawan.
Perayaan Imlek di Kota Tua, Harmoni Tradisi dan Modernitas
Dalam rangka menyemarakkan Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari 2025, Kementerian Pariwisata menggelar acara bertajuk "Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration" yang diadakan di House of Tugu, Kota Tua, Jakarta. Acara ini menjadi bentuk apresiasi terhadap keberagaman budaya Indonesia serta upaya mempromosikan Kota Tua sebagai destinasi unggulan yang kaya akan warisan budaya berkelas dunia.
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menghadiri acara ini pada Senin (17/2/2025) dan menegaskan komitmen Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam merevitalisasi Kota Tua sebagai lokasi bersejarah serta pusat seni dan budaya yang dinamis.
House of Tugu, Jejak Sejarah yang Tetap Terjaga
Salah satu bangunan bersejarah di Kota Tua yang menjadi lokasi acara adalah House of Tugu. Dulunya bangunan ini merupakan milik seorang saudagar Tionghoa bernama Oei Tiong Ham. Bangunan ini menyimpan benda-benda peninggalan sejarah yang mencerminkan keberagaman budaya Jakarta di masa lalu. Selain pernah menjadi gudang gula dan kantor organisasi Tionghoa, kini House of Tugu menjadi daya tarik wisatawan yang berkontribusi dalam meningkatkan minat kunjungan ke Kota Tua.
“Melestarikan warisan budaya Tionghoa bukan hanya soal menjaga nilai sejarahnya, tetapi juga mengakui peran pentingnya dalam membentuk identitas budaya Indonesia dan sektor pariwisata kita,” ujar Menpar Widiyanti.
Kolaborasi Seni, Fashion, dan Warisan Budaya
Perhelatan ini menampilkan perpaduan tradisi Imlek dengan elemen modern dari dunia fashion. Peragaan busana dari desainer ternama seperti Adrian Gan, Sebastian Gunawan, dan pameran perhiasan karya Rinaldy Yunardi menjadi sorotan utama. Inspirasi koleksi mereka banyak dipengaruhi oleh budaya Tionghoa dan keindahan warisan Nusantara.
“Dengan menjadikan acara ini sebagai platform kolaborasi, kami percaya bahwa kemitraan strategis akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi industri pariwisata, seni, dan budaya Indonesia,” kata Menpar Widiyanti.
Desainer Sebastian Gunawan menyampaikan bahwa koleksi bertema "Kaizen" yang ditampilkannya terinspirasi dari konsep perubahan positif. Sementara Adrian Gan menemukan inspirasinya dari ornamen-ornamen klasik yang ada di House of Tugu. Rinaldy Yunardi pun menampilkan karya yang menonjolkan perpaduan budaya Tionghoa dengan kebaya encim dan aksesori khas Nusantara.
Pengembangan Infrastruktur dan Aksesibilitas Menuju Kota Tua
Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A yang menghubungkan Bundaran HI hingga Stasiun Kota menjadi salah satu langkah penting dalam pengembangan aksesibilitas menuju Kota Tua. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan prospek pariwisata dan mendukung revitalisasi kawasan bersejarah ini.
Selain itu, pemerintah juga tengah melakukan pembenahan pedestrian di sekitar Kota Tua serta peningkatan fasilitas umum untuk menunjang kenyamanan wisatawan. Keberadaan transportasi publik yang semakin terintegrasi diharapkan dapat mempercepat pengembangan Kota Tua sebagai destinasi wisata budaya unggulan di Jakarta.
Pada 2027, Jakarta akan merayakan usia yang ke-500 tahun. Dalam perjalanannya, Jakarta terus berkembang sebagai pusat ekonomi dan daya tarik wisata yang mengedepankan sejarah serta keberagaman budayanya. Kota Tua, dengan bangunan bersejarah seperti Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, dan Pelabuhan Sunda Kelapa, tetap menjadi salah satu kawasan paling prestisius di ibu kota.
Dukungan Berbagai Pihak dalam Revitalisasi Kota Tua
Acara ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk Artha Graha Group, Huawei Indonesia, Grab Indonesia, Pemprov DKI Jakarta, PT Persify Indonesia, Artotel, Danone Indonesia, Traveloka Indonesia, Marriott Bonvoy, The House of Tugu, Rumah Atsiri Indonesia, dan Bank DKI.
Turut hadir dalam acara ini Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto; Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini; serta Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenpar, Vinsensius Jemadu. Gubernur Terpilih Jakarta, Pramono Anung, serta berbagai tokoh industri pariwisata dan ekonomi kreatif juga hadir untuk mendukung pengembangan Kota Tua sebagai destinasi wisata berkelanjutan.
Melalui acara ini, diharapkan Kota Tua semakin berkembang sebagai destinasi wisata sejarah yang mengedepankan keberagaman budaya serta menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Perayaan Imlek di Kota Tua Jakarta melalui acara "Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration" membuktikan bahwa warisan budaya dapat tetap lestari dan terus berkembang melalui berbagai inovasi. Revitalisasi Kota Tua tidak hanya memperkuat identitas sejarah Jakarta, tetapi juga memberikan manfaat bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap warisan budaya dan kolaborasi antarindustri, Kota Tua diharapkan terus menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, serta menjadi simbol keberagaman dan harmoni budaya di Indonesia.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.