Sekolah Jalanan Membawa Maut: KNKT Desak Pelatihan Wajib, Sebut Sopir Otodidak Tak Paham Kendaraan Sendiri

5 hours ago 6

loading...

Sopir otodidak acap kali tidak paham tentang kendaraannya sendiri, sehingga jadi penyebab kecelakaan. Foto: Gemini

JAKARTA - Di tengah rentetan kecelakaan truk dan bus yang seolah tak ada habisnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya menyodorkan diagnosis pahit sekaligus resep penawarnya.

Mereka menilai, akar dari banyak tragedi di jalan raya adalah para pengemudi yang "lulusan sekolah jalanan"—belajar secara otodidak tanpa pernah menerima pelatihan formal yang memadai.

KNKT kini secara terang-terangan meminta agar pelatihan menjadi sebuah keharusan, bukan lagi pilihan. Ini adalah upaya untuk menghentikan siklus maut yang dipicu oleh ketidaktahuan pengemudi terhadap kendaraan yang mereka kemudikan setiap hari.

Ahmad Wildan, Plt Ketua Subkomite Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT, menegaskan bahwa menjadi sopir kendaraan komersial bukanlah sekadar bisa memutar kemudi dan menginjak pedal. Menurutnya, ada tiga pilar keselamatan yang wajib dimiliki dan hanya bisa diasah melalui pelatihan yang benar.

"Kunci selamat berkendara di jalan itu ada tiga," kata Wildan dalam keterangan resminya. "Pertama, kompeten, bahwa setiap pengemudi mampu memastikan kondisi kendaraannya baik, paham penggunaan sistem rem, paham informasi di dashboard, paham aturan lalu lintas, dan paham jalan."

Kedua, lanjut Wildan, adalah kepatuhan. Pengemudi wajib mematuhi semua peraturan lalu lintas dan prosedur mengemudi yang benar. Dan yang tak kalah penting, pilar ketiga adalah kejujuran.

"Ketiga, jujur pada dirinya sendiri. Jika mengantuk, lelah, atau sakit, berhenti, jangan mengemudi," ucapnya, menyinggung salah satu penyebab utama kecelakaan fatal: microsleep.

Read Entire Article
Prestasi | | | |