loading...
Tes DNA mengungkap diktator Nazi Jerman Adolf Hitler menderita sindrom Kallmann. Sindrom ini berkontribusi pada kondisi Hitler yang terlahir dengan mikropenis. Foto/BBC
BERLIN - Analisis DNA terbaru telah mengungkap riwayat medis Adolf Hitler, yang menunjukkan bahwa diktator Nazi Jerman tersebut kemungkinan menderita gangguan seksual yang berkaitan dengan ketidakteraturan hormonal.
Temuan ini menjadi fokus film dokumenter Channel 4 yang akan tayang pada hari Sabtu (15/11/2025), "Hitler's DNA: Blueprint of a Dictator", yang melaporkan bahwa bukti genetik menunjukkan Hitler menderita sindrom Kallmann.
Jika terverifikasi, temuan ini dapat memperdalam pemahaman tentang bagaimana kondisi fisik dan psikologis Hitler mungkin telah memengaruhi perilaku dan keputusannya selama masa kekuasaannya.
Baca Juga: Tes DNA: Hitler Bukan Yahudi, Kemungkinan Mikropenis dan Memiliki Satu Testis
Ini ditemukan setelah para peneliti merekonstruksi DNA Hitler menggunakan sampel kain berlumuran darah yang dilaporkan diambil oleh seorang kolonel Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) dari sofa tempat diktator tersebut bunuh diri pada tahun 1945.
Temuan ini muncul setelah sebuah laporan medis dari tahun 1923, yang digali pada tahun 2015, mengonfirmasi bahwa Hitler memiliki testis yang tidak turun.
Menurut para peneliti, kondisi genetik yang baru diidentifikasi kemungkinan telah mengganggu produksi testosteron normal, yang berpotensi berkontribusi pada keterbelakangan seksual.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa hal ini memberinya peluang sekitar satu dari sepuluh untuk memiliki mikropenis—sebuah gagasan yang konsisten dengan catatan dari Perang Dunia I yang menunjukkan bahwa Hitler diejek karena ukuran alat kelaminnya.














































