loading...
Venezuela ini dikenal kaya minyak, tetapi rakyatnya miskin dan menderita. Foto/X/@MarioNawfal
CARACAS - Venezuela kaya minyak, tetapi kekurangan uang tunai. Rak-rak toko yang kosong dan rumah sakit yang kekurangan obat-obatan telah mendorong rakyatnya ke dalam keputusasaan. Bahkan, Amerika Serikat (AS) berusaha mendapatkan konsensi minyak dengan menggunakan kekuatan militer.
Sistem ekonomi yang bertujuan untuk membebaskan warga Venezuela dari kemiskinan dan pemerintahan yang korup kini malah membuat mereka kelaparan.
Melansir DW, subsidi makanan, pendaftaran pendidikan tinggi, dan akses ke layanan kesehatan dipuji oleh pemimpin lama Hugo Chavez sebagai bukti bahwa revolusi sosialisnya berhasil. Namun, masa jabatan Chavez juga memunculkan dua perkembangan yang menjadi akar krisis ekonomi Venezuela saat ini: pengambilalihan industri minyak atas nama nasionalisasi dan perluasan barang-barang impor.
Nicolas Maduro, penerus pilihannya, melanjutkan tren ini ketika ia menjabat pada tahun 2013.
Negara Ini Kaya Minyak, tapi Rakyatnya Miskin dan Menderita
1. Kurangnya Diversifikasi Ekonomi
Melansir DW, kurangnya diversifikasi ekonomi menjadi penyebab masalah ekonomi Venezuela.
Menurut angka OPEC tahun 2015, Venezuela memiliki cadangan minyak mentah terbukti terbanyak di dunia, dengan lebih dari 300 miliar barel. Itu menempatkannya di depan Arab Saudi (266 miliar barel), Iran (158 miliar barel) dan Irak (142 miliar barel).
Meskipun minyak tidak secara otomatis sama dengan uang tunai, pemerintah Venezuela telah menghabiskan uangnya seolah-olah demikian. Kurangnya transparansi mempersulit penentuan angka pasti pengeluaran. Namun, yang jelas adalah bahwa Chavez menempatkan minyak bumi sebagai pusat perekonomiannya: lebih dari 90 persen ekspor Venezuela dan sekitar setengah dari pendapatan pemerintah berasal dari minyak.











































