Netanyahu Tuding Mesir Tak akan Buka Perlintasan Rafah untuk Warga Palestina yang Diusir Israel

2 hours ago 4

loading...

Pemandangan perlintasan perbatasan Rafah di sisi Mesir di Rafah, Mesir pada 1 Februari 2025. Foto/Mohamed Elshahed/Anadolu Agency

TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia dapat "membuka perlintasan Rafah bagi warga Palestina, tetapi akan segera ditutup oleh Mesir." Pernyataan itu merujuk pada penolakan tegas Kairo terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza.

Pernyataannya ini merupakan bagian dari upaya Israel-Amerika Serikat (AS) untuk mendorong pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga, termasuk Mesir, yang sangat menentang rencana tersebut.

Warga Palestina di Jalur Gaza bersikeras untuk tetap tinggal di tanah mereka dan menolak semua skema pemindahan paksa.

Dalam wawancara dengan saluran Telegram Israel, Abu Ali Express, Netanyahu mengklaim, “Terdapat berbagai rencana untuk membangun kembali Gaza, tetapi separuh penduduk ingin meninggalkan Gaza. Ini bukan pengusiran massal."

Ia melanjutkan dengan mengatakan, "Saya dapat membuka Rafah untuk mereka, tetapi akan segera ditutup oleh Mesir."

Dia menyatakan, "Hak untuk meninggalkan Gaza adalah hak dasar bagi setiap warga Palestina."

Netanyahu juga mengklaim, "Saya dan Presiden AS Donald Trump sepakat dalam hampir semua hal, bahkan saya akan mengatakan dalam semua hal," tanpa memberikan detail lebih lanjut.

Read Entire Article
Prestasi | | | |