loading...
Pemandangan anjungan pengolahan gas di ladang gas alam Leviathan Israel seperti yang terlihat dari Cagar Alam Pantai Dor Habonim. Foto/Flash90
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pemerintahnya telah menyetujui kesepakatan gas alam besar dengan Mesir senilai sekitar USD35 miliar (Rp585 triliun). Dia menggambarkannya sebagai kesepakatan terbesar dalam sejarah Israel dalam hal nilai dan volume ekspor.
Saluran 14 Israel mengutip Netanyahu yang mengatakan kesepakatan gas dengan Mesir merupakan "pencapaian ekonomi dan strategis".
Berdasarkan perjanjian tersebut, gas alam akan diekspor dari ladang yang diduduki Israel, terutama ladang Leviathan, ke Mesir selama bertahun-tahun dan dalam jumlah besar.
Ini menandai perubahan yang jelas dari tahun-tahun sebelumnya, ketika Mesir mencapai swasembada relatif dalam gas alam dan bahkan mengekspornya pada waktu-waktu tertentu.
Terlepas dari pengumuman Israel, pemerintah Mesir belum mengeluarkan pernyataan resmi apa pun yang mengkonfirmasi detail kesepakatan atau menjelaskan persyaratannya, termasuk harga, volume, durasi kontrak, atau mekanisme pelaksanaannya. Hal ini telah menimbulkan pertanyaan luas di kalangan ekonom dan media.
Beberapa pengamat mengatakan pengumuman sepihak oleh Israel mencerminkan sensitivitas domestik di Mesir terkait masalah ini, di tengah perdebatan publik yang berulang tentang impor gas dari Israel dan dampaknya terhadap keamanan energi dan kedaulatan ekonomi.
Baca juga: Hotel Jepang Tolak Reservasi dari Warga Israel karena Tindakan pada Rakyat Palestina
(sya)














































