Pakar IPB Ungkap Dampak Buruk Remaja yang Lebih Nyaman Curhat ke AI

3 hours ago 3

loading...

Ketersediaan AI selama 24 jam membuatnya seolah menjadi ‘teman virtual alami’ bagi generasi Z dan Alpha. Foto/Freepik.

JAKARTA - Teknologi semakin berubah. Remaja yang biasanya curhat ke teman sebaya atau orang tua kini malah lebih nyaman berbagi cerita dengan kecerdasan buatan atau AI.

Kepala Pusat Kajian Gender dan Anak (PKGA) IPB University, Dr Yulina Eva Riany urun pendapat mengenai hal ini. Tren ini, katanya, perlu dipahami secara kritis karena menyimpan peluang sekaligus tantangan bagi tumbuh kembang remaja.

Baca juga: Rektor Arif Satria: Orientasi pada Target Jadi DNA Utama Mahasiswa IPB University

“Bagi remaja, AI dianggap netral dan tidak menghakimi. Mereka merasa lebih aman mengungkapkan perasaan tanpa takut dimarahi, disalahkan, atau diejek,” katanya, melalui siaran pers, Kamis (25/9/2025).

Ia menambahkan, ketersediaan AI selama 24 jam membuatnya seolah menjadi ‘teman virtual alami’ bagi generasi Z dan Alpha.

Namun, di balik sisi positif sebagai penyalur emosi, fenomena ini mencerminkan adanya kesenjangan komunikasi antara remaja dengan orang tua maupun jejaring sosialnya.

Read Entire Article
Prestasi | | | |