loading...
Umm Muhammad al-Masri, warga Palestina dan ibu dari lima anak, berlindung di gedung Universitas Al-Aqsa, dan bayinya yang berusia 10 bulan, Ramadan al-Masri, menderita infeksi kulit bakteri yang ditularkan melalui darah, di Gaza pada 12 Agustus 2025. Foto
GAZA - Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan pada hari Jumat (29/8/2025) bahwa sejumlah besar warga Palestina telah tiba di rumah sakit dan pusat medis dalam beberapa hari terakhir dengan gejala penyakit yang tidak teridentifikasi. Penyakit misterius itu muncul di tengah gempuran bom Israel yang semakin brutal.
Gejala-gejala tersebut, menurut Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Munir al-Bursh, adalah demam tinggi, nyeri sendi, pilek, batuk, dan diare.
Al-Bursh menekankan, meskipun hidup di abad ke-21, Gaza kekurangan fasilitas medis dasar untuk mendiagnosis kondisi tersebut, seperti laboratorium dan kemampuan untuk melakukan tes darah sederhana.
Staf medis terpaksa memberikan perawatan dalam kondisi yang sangat primitif karena blokade Israel yang masih berlangsung dan kekurangan sumber daya.
Al-Bursh menggambarkan contoh-contoh di mana batu bata digunakan untuk melumpuhkan anggota tubuh yang patah alih-alih alat medis, operasi dilakukan di bawah cahaya ponsel, dan ventilasi mekanis dilakukan secara manual selama pemadaman listrik yang disebabkan oleh kekurangan bahan bakar.















































