loading...
Anastasia Putri, Country Lead (Indonesia) Digital Prosperity for Asia. Foto/Dok.Pribadi
Anastasia Putri
Country Lead (Indonesia) Digital Prosperity for Asia
USAHA Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) termasuk startup, adalah tulang punggung perekonomian Indonesia dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap PDB dan penyerapan sekitar 97% tenaga kerja, atau sekitar 119 juta orang. Seiring percepatan digitalisasi UMKM, peran mereka dalam mendorong transformasi digital nasional semakin nyata.
Momentum ini diperkuat dengan adanya startup yang menghadirkan aplikasi dan platform mobile baru, sehingga membuka jalan bagi UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas sekaligus menjaga daya saing.
Menurut laporan survei DPA-Evalueserve 2025, penggunaan smartphone di Indonesia akan semakin meluas dan diperkirakan akan melebihi 70% tahun ini. Lonjakan ini berarti jutaan orang Indonesia akan semakin mudah mengakses layanan dan peluang digital, terutama melalui aplikasi mobile.
Pada acara yang diselenggarakan DPA bersama Indonesia Services Dialogue (ISD) Council di pertengahan Oktober lalu, para perwakilan pemerintah dan pelaku UMKM digital menyimpulkan bahwa aplikasi lokal memiliki peran penting dalam memperkuat perusahaan dalam negeri agar mampu bersaing dan bertumbuh.
Dengan menciptakan solusi digital yang sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia, aplikasi lokal dapat mendorong lahirnya inovasi serta meningkatkan daya saing mereka.
Fragmentasi sebagai Tantangan
Meski peluangnya besar, pengembangan aplikasi mobile tetap menghadapi tantangan. Salah satu faktor tantangan yang dihadapi adalah fragmentasi ekosistem aplikasi yang menghambat proses pengembangan.














































