loading...
Laporan terbaru IDC prediksi harga laptop dan smartphone bakal naik hingga 8% di 2026 akibat kelangkaan chip memori yang tersedot untuk infrastruktur AI. Foto: ist
JAKARTA - Ironi besar sedang membayangi industri teknologi global di ambang pergantian tahun. Di satu sisi, kecerdasan buatan (AI) digadang-gadang sebagai dewa penyelamat yang akan membangkitkan kembali gairah pasar komputer pribadi (PC) dari kelesuan pascapandemi.
Namun, di sisi lain, nafsu rakus infrastruktur AI terhadap komponen memori justru berbalik menjadi senjata makan tuan yang mengancam mencekik pertumbuhan industri PC itu sendiri.
Lembaga riset International Data Corporation (IDC) memprediksi bahwa dalam skenario terburuk, pengiriman PC global bisa menyusut drastis hingga 8,9 persen pada 2026.
Penyebab utamanya bukan karena turunnya minat konsumen, melainkan lonjakan biaya komponen memori (RAM) yang tak terbendung.
Pergeseran Prioritas Raksasa Memori
Akar masalah ini terletak pada hukum penawaran dan permintaan di tingkat manufaktur hulu. IDC mencatat adanya pergeseran strategis yang masif dari para pembuat memori utama dunia.
"Alih-alih memperluas produksi DRAM dan NAND konvensional yang biasa digunakan di smartphone, PC, dan elektronik konsumen lainnya, produsen memori utama telah mengalihkan fokus produksi mereka ke memori khusus untuk pusat data AI," tulis IDC dalam laporannya.













































