loading...
Liang Wenfeng dianggap sebagai sosok no 1 paling berpengaruh di kecerdasan buatan oleh majalah TIME. Foto: ist
CHINA - Pada 20 Januari 2025, tepat di hari inaugurasi Presiden Trump pria bernama Liang Wenfeng, CEO dari startup AI DeepSeek, melepaskan sebuah model AI bernama R1.
Ini bukanlah sekadar produk baru; ini adalah pernyataan perang, model AI open-weight (dengan cetak biru yang bisa diakses publik) pertama yang berani menantang raksasa Amerika, OpenAI.
Kecerdasan Liang dalam memainkan momentum terasa begitu tajam. Tepat di hari peluncuran itu, ia menjadi satu dari hanya sembilan orang terpilih yang diundang untuk berbicara di sebuah simposium tertutup yang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri China, Li Qiang.
Kombinasi dua peristiwa ini—terobosan teknologi dan pengakuan politik tingkat tinggi—menciptakan sebuah narasi yang tak terbantahkan: China, dengan kekuatan yang dipersepsikan jauh lebih kecil, telah berhasil menyamai pencapaian terbaik Amerika. Narasi inilah yang melambungkan nama Liang Wenfeng ke puncak daftar TIME 100 AI.
Guncangan USD1 Triliun dari Mitos USD6 Juta
Dunia pun terperangah. Media global dengan cepat menyoroti biaya pengembangan R1 yang diklaim hanya sebesar USD6 juta. Angka ini menjadi senjata naratif yang sangat efektif, terutama jika dibandingkan dengan proyek-proyek ambisius Amerika seperti Project Stargate milik OpenAI yang kabarnya menelan biaya hingga USD500 miliar.