loading...
Dr. Pratik Joshi dan istrinya, Dr. Komi Vyas, tersenyum lebar sesaat sebelum pesawat yang mereka tumpangi jatuh. Foto: ist
AHMEDABAD - Di dalam sebuah swafoto yang kini membekukan waktu, terpancar harapan dan kebahagiaan yang murni. Dr. Pratik Joshi dan istrinya, Dr. Komi Vyas, tersenyum lebar. Di seberang lorong pesawat, ketiga buah hati mereka—Miraya (8) dan si kembar Nakul dan Pradyut (5)—membalas senyum itu dengan wajah-wajah mungil yang penuh semangat.
Ini seharusnya menjadi awal dari sebuah kehidupan baru yang indah di London. Namun, takdir berkata lain.
Hanya beberapa menit setelah foto itu diambil, sebuah sentuhan kejam mengubah segalanya. Pesawat Air India AI-171 yang mereka tumpangi jatuh dan meledak, hanya 32 detik setelah lepas landas.
Senyum itu adalah yang terakhir. Mimpi itu hancur berkeping-keping bersama rongsokan pesawat, merenggut nyawa seluruh 242 orang di dalamnya, termasuk keluarga kecil yang penuh cita-cita ini.
Sebuah Pengorbanan untuk Reuni Keluarga
Kisah keluarga Joshi-Vyas adalah sebuah potret cinta dan pengorbanan. Dr. Pratik telah membangun kariernya selama enam tahun di London, menyiapkan sebuah masa depan yang mapan.
Di Udaipur, Dr. Komi, seorang dokter terpandang di Pacific Hospital, dengan berat hati baru saja meletakkan jabatannya dua hari sebelum penerbangan nahas itu.
Semua ia lakukan demi satu hal: menyatukan kembali keluarganya, memulai babak baru bersama suami dan anak-anaknya di negeri orang. "Komi baru saja berhenti dari pekerjaannya untuk bergabung dengan suaminya di London," ungkap seorang juru bicara dari Pacific Hospital, seperti dilaporkan NDTV.
Bagi teman dan tetangga, mereka bukan hanya pasangan dokter yang sukses, tetapi juga pribadi yang hangat dan progresif. “Seluruh kota berduka,” kata seorang teman dekat keluarga kepada News18.