September Effect Tak Goyahkan Pasar Kripto, Transaksi Juli Capai Rp52,46 Triliun

1 week ago 13

loading...

Industri aset kripto memasuki bulan September dengan perhatian khusus pada fenomena yang dikenal sebagai September Effect. FOTO/iStock Photo

JAKARTA - Industri aset kripto memasuki bulan September dengan perhatian khusus pada fenomena yang dikenal sebagai September Effect, sebuah anomali musiman yang kerap dikaitkan dengan penurunan kinerja pasar saham maupun kripto.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Digital, dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hasan Fawzi mengingatkan investor agar berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi di tengah tren ini. Fenomena tersebut diyakini dipengaruhi oleh penyesuaian portofolio pasca musim liburan, kebutuhan likuiditas, hingga faktor psikologis investor global.

Meski demikian, data OJK terbaru menunjukkan industri kripto Indonesia justru tetap mencatat kinerja impresif. Sepanjang Juli 2025, transaksi kripto mencapai Rp52,46 triliun, melonjak 62,36% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp32,31 triliun. Secara kumulatif, total nilai transaksi kripto di 2025 telah menembus Rp276,45 triliun.

Baca Juga: Harga Bitcoin Melejit, Pergerakan Pasar Kripto Tembus Rp66.366 Triliun

Jumlah investor juga terus bertambah. Per Juli 2025, OJK mencatat total 16,5 juta konsumen aset kripto, naik 4,11% dibandingkan Juni 2025 sebanyak 15,85 juta. Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, capaian 2025 memang menunjukkan dinamika menarik. Pada 2024, OJK mencatat total nilai transaksi kripto mencapai Rp344,09 triliun sepanjang tahun penuh, tumbuh lebih dari 354% dibandingkan 2023.

Secara bulanan, transaksi Juli 2024 tercatat sebesar Rp42,34 triliun, naik dari Rp40,85 triliun pada Juni 2024. Angka tersebut lebih rendah dibanding capaian Juli 2025 yang mencapai Rp52,46 triliun. Hal ini menegaskan bahwa tren pertumbuhan pasar kripto pada 2025 berjalan lebih cepat meskipun jumlah investor sedikit terkoreksi.

Read Entire Article
Prestasi | | | |