loading...
Perdagangan Rusia dengan dua mitra utamanya China dan India kian bergerak menjauhi penggunaan dolar AS. FOTO/AP
JAKARTA - Perdagangan Rusia dengan dua mitra utamanya China dan India kian bergerak menjauhi penggunaan dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah Rusia mengonfirmasi hampir seluruh transaksi perdagangan dengan kedua negara kini diselesaikan menggunakan mata uang lokal, seiring percepatan upaya dedolarisasi di kawasan BRICS. Pergeseran ini dianggap sebagai salah satu transformasi finansial terbesar dalam hubungan ekonomi Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
Perdagangan India–Rusia menjadi contoh paling menonjol dari perubahan tersebut. Nilai transaksi bilateral dalam mata uang lokal kini telah melampaui 95%, didorong oleh kebutuhan strategis dan kebijakan penyesuaian sistem pembayaran. Dalam lima tahun terakhir, nilai perdagangan kedua negara tumbuh hampir tujuh kali lipat dan mencapai sekitar USD 68 miliar pada 2024–2025.
"Menjamin kelancaran pembayaran timbal balik sama pentingnya, terutama dalam situasi saat ini. Kami telah berhasil mengalihkan lebih dari 90% pembayaran antara Rusia dan India ke mata uang nasional," ujar Wakil Perdana Menteri Pertama Rusia, Denis Manturov dikutip dari Watcher Guru, Selasa (25/11/2025).
Baca Juga: Ribut dengan China, Jepang Siap Kerahkan Rudal ke Dekat Taiwan
Duta Besar Rusia untuk India, Denis Alipov, menegaskan stabilitas mekanisme baru tersebut dan manfaatnya bagi hubungan dagang kedua negara. Ia menyebutkan bahwa sekitar 90% transaksi langsung kini dilakukan dalam rubel dan rupee. Perkembangan itu turut diperkuat oleh penggunaan Rekening Vostro Khusus Rupee yang disetujui Bank Sentral India, memungkinkan entitas Rusia menyimpan serta membelanjakan rupee tanpa melalui infrastruktur keuangan berbasis dolar.














































