loading...
DJI Flycart 30 bukan kamera terbang; tapi helikopter kargo mini tanpa awak. Foto: DJI
JAKARTA - Di tengah duka mendalam atas meninggalnya Juliana Mains (27), pendaki asal Brazil yang terjatuh di Gunung Rinjani, pertanyaan kritis menggema di benak warganet: di era teknologi canggih ini, tidak bisakah sebuah drone dikirim untuk mengantarkan bantuan makanan atau peralatan darurat yang mungkin bisa menyelamatkan nyawanya?
Jawabannya, sayangnya, tidak sesederhana itu. Drone yang biasa kita lihat beterbangan untuk merekam video atau mengambil foto pemandangan tak lebih dari sekadar "mainan" jika dihadapkan pada medan berat dan kondisi ekstrem di gunung setinggi Rinjani.
Namun, bukan berarti teknologi ini menyerah. Di luar sana, ada "monster" terbang yang memang dirancang untuk misi-misi mustahil seperti ini.
Mengapa Drone Biasa Tak Berdaya?
Drone konsumen, bahkan yang harganya puluhan juta rupiah sekalipun, pada dasarnya adalah kamera terbang. Mereka dirancang untuk menjadi ringan, bukan untuk menjadi kuda beban.
Mengikat sekotak makanan atau sebotol air pada drone biasa akan secara drastis mengacaukan keseimbangannya, menguras baterainya dalam hitungan menit, dan membuatnya tak berdaya melawan angin gunung yang ganas. Mereka tidak diciptakan untuk misi penyelamatan.