Tren Girl Math sebagai Cara Seru Membuat Pengeluaran Terasa ‘Lebih Masuk Akal’

1 week ago 11

Fimela.com, Jakarta Pernah tidak kamu merasa begitu bahagia saat belanja sampai logika di otak ikut menari? Misalnya, saat kamu berhasil mendapatkan sepatu incaran dengan diskon 50%, kamu langsung merasa sudah menyelamatkan keuanganmu sendiri. Atau ketika kamu membayar pakai uang tunai, kamu merasa uang di tabungan tetap aman—padahal ya sama saja, uang tetap keluar. Nah, pola pikir seperti ini ternyata punya namanya yaitu girl math.

“Girl math” adalah tren viral di media sosial, terutama TikTok yang mempopulerkan cara berpikir lucu dan kreatif untuk membenarkan setiap pengeluaran. Meski namanya girl math, sebenarnya tren ini bisa digunakan siapa saja yang suka menghibur diri dengan logika mengada-ada tapi bikin senyum sendiri. Misalnya, kalau kamu membeli barang dengan e-wallet yang saldonya hadiah cashback, artinya kamu tidak sepenuhnya mengeluarkan uang. Atau, kalau kamu mengembalikan barang ke toko dan menerima refund, itu seperti mendapatkan uang baru—meski sebenarnya hanya uangmu kembali.

Tren ini berawal dari banyak pengakuan lucu warganet tentang teori-teori keuangan yang terdengar “masuk akal” versi mereka. Meski absurd, konten ini sukses membuat banyak orang merasa relate. Pada akhirnya, girl math bukan sekadar tentang uang, tapi juga tentang hiburan dan pembelaan diri atas rasa bersalah ketika belanja.

Antara Humor dan Tekanan Sosial terhadap Perempuan

Namun, tren ini punya sisi yang lebih dalam. Dalam The Lifestyle Collective, girl math juga dibahas sebagai mekanisme sosial yang muncul karena adanya tekanan pada perempuan. Selama ini, perempuan sering dilabeli sebagai makhluk boros atau tidak logis dalam mengatur uang. Akhirnya, banyak perempuan yang merasa perlu membuktikan bahwa pengeluaran mereka “masuk akal”.

Di sinilah girl math menjadi semacam ajang pembelaan yang dibungkus dengan humor. Dengan berbagi logika absurd ini, perempuan bisa saling memahami, bahwa membeli lipstik baru atau kopi kekinian tiap minggu bukan berarti mereka tidak bisa mengatur uang. Kadang kamu cuma butuh hal kecil yang membuat kamu merasa lebih baik setelah hari yang melelahkan—dan itu sah-sah saja.

Mengapa Girl Math Begitu Viral?

Bukan sekadar pembenaran, ada beberapa alasan kenapa tren ini cepat menyebar dan disukai. Ketika kamu menemukan logika yang mendukung keinginan belanja, perasaan bersalah langsung berkurang. Sehingga kamu merasa  jadi lebih “benar”.

Tak hanya itu, girl math membuat kamu merasa tidak sendirian karena banyak orang lain yang merasakan hal yang sama. Ada rasa kebersamaan dalam kebiasaan belanja yang lucu ini.

Apalagi, banyak konten tentang girl math yang dikemas kocak dan relatable sehingga membuatmu tertawa dan terhibur sehingga merasa cocok. Lewat girl math, belanja bukan cuma soal membeli barang. Ada humor, koneksi sosial, bahkan healing di baliknya.

Bahaya Tersembunyi: Pembenaran yang Bisa Menjerumuskan

Walaupun menggemaskan dan menyenangkan, kamu tetap perlu hati-hati. Jika terlalu sering dipakai, girl math bisa menipu diri sendiri soal kondisi keuangan. Beberapa efek negatifnya antara lain:

  • Kamu cenderung melakukan pembelian impulsif karena merasa semua bisa dibenarkan.
  • Kesalahan dalam menghitung kondisi finansial bisa membuat kamu merasa lebih “aman” daripada kenyataannya.
  • Jika jadi kebiasaan jangka panjang, stabilitas finansial bisa terganggu.

Bayangkan setiap bulan kamu meyakinkan diri bahwa semua belanja diskon adalah hemat—padahal kamu terus menghabiskan lebih dari yang kamu rencanakan. Seru sih, tapi dompet yang menderita.

Menikmati Girl Math tanpa Kehilangan Kendali

Meskipun terlihat ada banyak hal negatif dari tren ini, kamu tetap bisa menikmati tren ini. Hal yang penting adalah memberikan batasan dan tetap kontrol atas keuanganmu. Pastikan kamu selalu disiplin membuat budget saat belanja. Sehingga kamu memahami apa yang sebenarnya kamu butuhkan bukan inginkan. Dan yang tidak kalah penting ingat uang adalah uang, meskipun hasil refund atau cashback 

Gunakan girl math sebagai hiburan, bukan acuan keuangan nyata. Nikmati lucunya, tapi jangan dipakai untuk tiap keputusan finansial.

Di balik logika yang kadang tidak masuk akal, girl math mengingatkan kita satu hal penting: belanja bukan hanya tentang uang. Ada rasa senang, kepuasan diri, dan hadiah kecil untuk menghargai perjuanganmu sehari-hari. Selama kamu tetap punya kontrol dan tidak terjebak dalam pembenaran impulsif, tren ini bisa jadi cara lucu untuk menikmati hidup.

Jadi, kalau kamu merasa mood kamu naik setelah berhasil “menghemat Rp300 ribu” dari diskon, nikmati saja momen itu. Yang penting, kamu tahu kapan harus berhenti. Karena pada akhirnya, girl math bukan soal siapa yang boros, tapi siapa yang paling bisa menikmati setiap momen dengan bijak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Prestasi | | | |