Viral KRL! Terungkap Kenapa Gen Z Punya Attachment Tinggi Terhadap Tumbler

Fimela.com, Jakarta Fenomena penggunaan tumbler di kalangan Generasi Z (Gen Z) telah melampaui fungsi dasarnya sebagai wadah minuman. Bagi generasi yang tumbuh di era digital, tumbler telah menjelma menjadi simbol gaya hidup dan ekspresi diri.

Sahabat Fimela, ikatan kuat Gen Z dengan tumbler didasari oleh berbagai faktor yang saling terkait. Mulai dari kepedulian lingkungan hingga pengaruh media sosial, semuanya berkontribusi pada tren ini.

Tren ini semakin menguat, bahkan memicu perbincangan hangat di media sosial, seperti insiden tumbler yang viral di Commuter Line. Ini menunjukkan betapa berharganya tumbler bagi mereka.

Gen Z tumbuh di tengah krisis iklim dan pencemaran lingkungan yang semakin mendesak. Mereka sangat sadar akan dampak negatif sampah plastik sekali pakai terhadap lingkungan.

Membawa tumbler menjadi salah satu cara sederhana namun efektif untuk mengurangi konsumsi botol plastik sekali pakai. Ini menunjukkan rasa tanggung jawab mereka terhadap pelestarian lingkungan.

Banyak dari mereka aktif mengampanyekan gaya hidup berkelanjutan dan zero waste, di mana tumbler berperan penting. Generasi Z tumbuh di era di mana isu perubahan iklim dan pencemaran lingkungan semakin mendesak. Mereka sangat sadar akan dampak negatif sampah plastik sekali pakai terhadap lingkungan. Setiap langkah kecil berkontribusi pada perubahan besar. Mengurangi plastik sekali pakai adalah salah satu cara sederhana tetapi berdampak.

Tumbler bukan hanya wadah minuman, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup dan aksesori yang mencerminkan kepribadian Gen Z. Beragam desain, warna, serta ukuran tumbler memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri.

Kustomisasi tumbler juga populer, menambah nilai personal dan unik. Bagi Gen Z, tumbler dengan desain unik atau logo merek tertentu menjadi medium untuk menunjukkan identitas mereka. Tumbler bukan hanya wadah minuman, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup dan ekspresi diri serta aksesori gaya yang mencerminkan kepribadian Gen Z.

Media sosial memainkan peran krusial dalam penyebaran tren tumbler dan gaya hidup ramah lingkungan. Berbagai tagar digunakan untuk membagikan inspirasi dan tips, sementara influencer turut mempromosikan penggunaan tumbler.

Tren tumbler ini dipengaruhi media sosial, banyak masyarakat urban hingga remaja Gen-Z yang memamerkan tumblernya sebagai bagian dari citra dirinya dan gaya hidup, serta mendorong lebih banyak orang untuk menjadikannya bagian dari keseharian mereka. Beberapa merek tumbler bahkan menjadi simbol status di kalangan mereka, seperti Stanley dan Corkcicle.

Gen Z sangat memperhatikan kesehatan, dan membawa tumbler memudahkan mereka untuk minum air putih secara teratur. Dengan begitu, kebutuhan hidrasi tubuh terpenuhi sepanjang hari.

Mereka cenderung memilih untuk membawa minuman sehat dari rumah, seperti air putih atau infused water. Ini dilakukan daripada membeli minuman kemasan yang seringkali mengandung gula tinggi, mencerminkan gaya hidup aktif.

Tumbler mudah dibawa ke mana saja, memungkinkan Gen Z menikmati minuman favorit mereka kapan pun dan di mana pun. Hal ini tanpa perlu membeli minuman kemasan yang kurang sehat.

Banyak tempat usaha, seperti kedai kopi, memberikan diskon atau harga lebih murah bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri. Ini bukan hanya menghemat uang, tetapi juga mengurangi sampah yang dihasilkan.

Para ahli dan peneliti melihat fenomena tumbler di kalangan Gen Z sebagai cerminan kompleksitas generasi ini. Beberapa poin penting yang mereka soroti antara lain:

• Paradoks Kesadaran Lingkungan: Penelitian The Switching Intention of Gen Z to Bring Tumblers (Jurnal Minds, 2024) menunjukkan bahwa faktor sosial dan sikap lebih menentukan niat Gen Z membawa tumbler dibandingkan pengetahuan lingkungan semata.
• Identitas dan Nilai: Tumbler bagi Gen Z adalah cermin yang menggabungkan estetika, identitas, dan kesadaran. Fenomena ini mengingatkan bahwa gerakan keberlanjutan sering kali tidak lahir dari kesadaran tunggal.
• Agen Perubahan: Jerhemy Owen, seorang kreator konten yang berfokus pada isu keberlanjutan, menekankan bahwa Gen Z memiliki potensi besar untuk mendorong perubahan positif dalam pola konsumsi masyarakat.

Pada akhir November 2025, media sosial dihebohkan dengan kasus hilangnya tumbler merek "Tuku" milik seorang penumpang KRL Commuter Line bernama Anita Dewi. Kejadian ini menjadi viral dan memicu perdebatan luas.

Kejadian ini bermula ketika seorang pengguna KRL bernama Anita Dewi melaporkan bahwa cooler bag miliknya, berisi tumbler "Tuku" berwarna biru, tertinggal di bagasi kereta KRL. Petugas berhasil menemukan cooler bag tersebut, namun ketika Anita mengambilnya, tumbler kesayangannya sudah tidak ada.

Unggahan Anita lantas menjadi viral dan memicu kemarahan warganet. PT KAI Commuter membantah kabar pemecatan petugas dan menegaskan bahwa barang pribadi yang tertinggal merupakan tanggung jawab pengguna. Insiden ini menyoroti betapa berharganya benda tersebut bagi pemiliknya, terutama di kalangan Gen Z. Nilai emosional, personalisasi, dan status sosial yang melekat pada tumbler membuat kehilangan benda ini menjadi isu signifikan.