Fimela.com, Jakarta Investasi dalam emas telah menjadi pilihan yang sangat populer di kalangan individu yang mencari keamanan serta stabilitas dalam hal finansial. Emas dikenal sebagai aset yang berfungsi sebagai 'safe haven', sehingga sering kali berperan sebagai pelindung yang efektif ketika terjadi ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang tidak menentu. Namun, untuk benar-benar mendapatkan keuntungan yang optimal dari investasi emas, diperlukan pemahaman yang mendalam serta strategi yang tepat, bukan hanya sekadar membeli tanpa perencanaan.
Penting untuk memilih waktu yang tepat dalam melakukan pembelian, menentukan jenis emas yang sesuai, serta memahami berbagai biaya dan risiko yang mungkin timbul. Jika tidak memiliki pengetahuan yang cukup, peluang untuk mendapatkan keuntungan bisa berkurang atau bahkan berisiko mengalami kerugian. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap investor, baik yang baru memulai maupun yang sudah berpengalaman, untuk melengkapi diri mereka dengan informasi yang menyeluruh.
Dalam artikel ini, akan dibahas secara tuntas lima rahasia penting dalam membeli emas agar Anda dapat mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dari memahami tujuan investasi hingga strategi penyimpanan yang aman, setiap elemen akan dijelaskan secara rinci untuk membantu Anda dalam membuat keputusan investasi yang bijak dan menguntungkan.
Jadi, apa saja rahasia yang perlu diketahui untuk membeli emas secara efektif agar bisa memaksimalkan keuntungan? Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, pada hari Selasa (9/9), berikut ini adalah ulasan yang perlu Anda simak.
Harga emas Antam akhirnya makin mahal pada Kamis 10 April 2025. Harga emas antam hari ini naik Rp 34.000 per gram dan mencatatkan rekor termahal sepanjang sejarang.
1. Mengerti Tujuan Investasi Emas dan Profil Risiko
Sebelum memulai investasi dalam emas, sangat penting untuk memahami tujuan investasi serta profil risiko yang dimiliki. Emas sering kali dipandang sebagai aset yang dapat melindungi nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi, sehingga menjadi pilihan yang menarik di saat-saat sulit.
Emas seringkali disebut sebagai aset safe haven karena nilainya cenderung stabil atau bahkan meningkat saat terjadi krisis ekonomi atau inflasi tinggi. Saat inflasi menggerus nilai mata uang fiat, daya beli emas tetap terjaga, membuatnya menjadi pilihan yang populer untuk melindungi kekayaan.
Investasi dalam emas lebih sesuai untuk tujuan jangka panjang, idealnya dalam rentang waktu minimal 5 hingga 10 tahun, agar potensi keuntungan dapat dimaksimalkan dan volatilitas harga harian dapat diminimalkan. Walaupun emas dapat memberikan keuntungan dalam jangka pendek, risiko kerugian akibat fluktuasi harga akan lebih tinggi jika seseorang berencana untuk menjualnya dalam waktu singkat.
Investor yang memiliki profil risiko konservatif hingga moderat biasanya merasa lebih nyaman dengan investasi emas karena volatilitasnya yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan saham. Emas sangat cocok bagi mereka yang menginginkan stabilitas nilai aset serta perlindungan dari inflasi. Meskipun potensi keuntungannya tidak setinggi aset yang lebih berisiko, stabilitas yang ditawarkan oleh emas menjadi daya tarik utamanya.
2. Memilih Jenis Emas yang Tepat
Memilih jenis emas yang sesuai sangat penting untuk meningkatkan keuntungan serta memudahkan likuiditas investasi Anda. Emas fisik, seperti batangan atau koin, biasanya lebih direkomendasikan untuk tujuan investasi daripada perhiasan.
Batangan dan koin emas menjadi pilihan utama dalam berinvestasi karena memiliki kadar kemurnian yang sangat tinggi, biasanya mencapai 99.99% atau 24 karat, serta dilengkapi dengan sertifikat keaslian. Sertifikasi dari lembaga terpercaya seperti London Bullion Market Association (LBMA) atau produsen lokal seperti Antam dan UBS sangat penting untuk menjamin keaslian dan kemudahan penjualan kembali.
Di sisi lain, perhiasan emas tidak disarankan untuk investasi murni karena terdapat biaya tambahan, seperti ongkos pembuatan dan nilai estetika yang tidak diperhitungkan saat penjualan kembali. Harga jual kembali perhiasan sering kali lebih rendah dibandingkan harga beli karena biaya tersebut tidak diperhitungkan.
Emas digital atau tabungan emas memberikan kemudahan akses dan memungkinkan pembelian dalam jumlah kecil, yang sangat cocok bagi pemula dengan modal terbatas. Namun, sangat penting untuk memastikan bahwa platform yang digunakan terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) demi keamanan investasi Anda.
3. Memantau Harga Emas dan Waktu Pembelian
Untuk menentukan waktu yang tepat dalam membeli emas dan mendapatkan keuntungan maksimal, penting untuk memantau pergerakan harga emas serta memahami berbagai faktor yang memengaruhinya.
Harga emas dipengaruhi oleh berbagai faktor global, termasuk kondisi ekonomi makro, kebijakan moneter bank sentral, dan sentimen pasar. Kenaikan harga emas biasanya terjadi pada saat suku bunga rendah, inflasi tinggi, dan ketika ada ketidakpastian dalam geopolitik. Selain itu, hubungan antara kekuatan dolar AS dan harga emas bersifat terbalik; saat dolar menguat, harga emas cenderung menurun, dan sebaliknya.
Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah Dollar Cost Averaging (DCA), yang melibatkan pembelian emas secara konsisten dengan jumlah uang yang sama, tanpa mempedulikan fluktuasi harga pasar. DCA membantu mengurangi risiko akibat volatilitas pasar karena Anda akan membeli lebih banyak unit emas ketika harga rendah dan lebih sedikit saat harga tinggi, sehingga rata-rata harga beli Anda bisa lebih baik dalam jangka panjang.
Penting untuk tidak terjebak dalam FOMO (Fear of Missing Out) atau membeli emas hanya karena tren yang sedang berlangsung atau rasa takut ketinggalan. Keputusan investasi yang didorong oleh FOMO sering kali berujung pada kerugian, karena pembelian dilakukan pada harga puncak tanpa analisis yang mendalam. Oleh karena itu, selalu lakukan riset yang komprehensif dan pertimbangkan tujuan investasi Anda sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
4. Memperhitungkan Biaya dan Pajak
Biaya yang terkait dengan pembelian dan penjualan emas, serta kewajiban pajak, memiliki dampak yang signifikan terhadap keuntungan bersih dari investasi yang Anda lakukan. Oleh karena itu, memahami aspek-aspek ini menjadi bagian penting dalam merumuskan strategi yang tepat untuk berinvestasi dalam emas.
Saat Anda memutuskan untuk membeli emas fisik, penting untuk memperhatikan adanya biaya cetak atau pembuatan yang terlibat. Selain itu, perbedaan harga (spread) antara harga beli dan harga jual juga harus menjadi perhatian utama. Umumnya, harga pembelian emas dari produsen atau toko akan lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual kembali, hal ini disebabkan oleh adanya biaya cetak, biaya operasional, dan margin keuntungan dari penjual. Ukuran emas batangan juga memengaruhi biaya cetak; semakin kecil ukuran batangan, semakin tinggi biaya cetak per gramnya, sehingga emas dengan ukuran lebih besar, seperti 100 gram atau lebih, biasanya lebih efisien untuk dijadikan investasi.
Di Indonesia, penjualan emas dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22. Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.010/2017, penjualan emas batangan akan dikenakan tarif PPh Pasal 22 sebesar 0,45% untuk pemegang NPWP dan 0,9% untuk yang tidak memiliki NPWP, sebagaimana diungkapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (2017). Pajak ini akan dipungut oleh penjual emas, seperti Antam, pada saat transaksi penjualan kembali (buyback), seperti yang dijelaskan di situs Antam.com.
Jika Anda memilih untuk menyimpan emas di brankas bank atau menggunakan layanan penyimpanan dari pihak ketiga, perlu diingat bahwa akan ada biaya bulanan atau tahunan yang harus Anda pertimbangkan. Menggunakan layanan safe deposit box di bank juga melibatkan biaya sewa tahunan yang bervariasi, tergantung pada ukuran kotak dan kebijakan masing-masing bank. Oleh karena itu, semua biaya ini harus diperhitungkan dalam total biaya investasi Anda agar Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak.
5. Penyimpanan Emas yang Aman dan Diversifikasi Portofolio
Aspek keamanan dalam penyimpanan emas sangat penting untuk melindungi kekayaan Anda dari kemungkinan pencurian atau kehilangan. Selain itu, penting untuk melakukan diversifikasi dalam portofolio investasi guna mengelola risiko secara keseluruhan.
Penyimpanan emas fisik membutuhkan perhatian yang lebih. Anda disarankan untuk menyimpan emas di rumah dalam brankas yang aman dan tersembunyi, atau memanfaatkan layanan safe deposit box yang ditawarkan oleh bank. Meskipun menyimpan emas di rumah memberikan kemudahan akses, risiko pencurian cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan penyimpanan di bank yang dilengkapi dengan sistem keamanan yang lebih baik, seperti yang dijelaskan oleh John S. Kiernan (2023) di Forbes.com dalam artikel berjudul "Where To Store Gold".
Emas seharusnya dianggap sebagai bagian dari diversifikasi, bukan satu-satunya jenis investasi yang Anda miliki. Hindari menempatkan semua investasi Anda dalam satu jenis aset. Dengan cara ini, diversifikasi portofolio investasi Anda dengan menggabungkan emas bersama dengan aset lainnya seperti saham, obligasi, atau properti dapat membantu mengurangi risiko keseluruhan serta meningkatkan potensi keuntungan dalam jangka panjang. Meskipun emas dikenal sebagai aset yang relatif stabil, hasil investasi terbaik biasanya diperoleh melalui portofolio yang terdiversifikasi secara baik yang sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko Anda.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.