loading...
Ayatollah Ali Khamenei menjadi target pembunuhan Israel dan AS. Foto/X
TEHERAN - Baru dua hari dalam perang Israel dengan Iran , Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa membunuh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dapat menjatuhkan rezim Iran dan membuka babak baru bagi negara tersebut.
Pernyataan Netanyahu tentang pembunuhan Khamenei memicu reaksi keras di kalangan warga Iran. Banyak warga biasa dan tokoh media anti-rezim bahkan merayakan gagasan Iran tanpanya.
Namun, pertanyaan yang lebih luas yang diangkat oleh komentar Netanyahu menyangkut kredibilitas klaimnya: apakah kematian Khamenei benar-benar akan membuat Iran menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali bagi rakyatnya?
Dua pakar di Iran yang berbicara kepada The New Arab percaya bahwa meskipun kematian Khamenei akan memberikan pukulan berat bagi Republik Islam, hal itu tidak akan menyebabkan keruntuhannya.
Menurut mereka, sistem pemerintahan Syiah Velayat-e Faqih, yang telah berkuasa di Iran selama lebih dari 46 tahun, tidak bergantung pada satu orang saja.
Apa yang Akan Terjadi jika Ayatollah Ali Khamenei Meninggal?
1. Khamenei Bukan Pengambil Keputusan Utama
Seorang profesor ilmu politik yang melarikan diri dari Teheran ke sebuah kota di Iran tengah setelah serangan Israel berbicara kepada TNA tentang perbedaan antara kekuatan Khamenei yang sebenarnya dan bagaimana hal itu dipersepsikan di negara tersebut.
Meskipun Khamenei dianggap memiliki keputusan akhir dalam semua hal di Iran, ia bukanlah pembuat keputusan utama, kata pakar tersebut.