loading...
Banjir melanda sejumlah wilayah di Pulau Dewata, Bali, dan menjadi perhatian publik. Foto/SINDOnews.
JAKARTA - Banjir melanda sejumlah wilayah di Pulau Dewata, Bali, dan menjadi perhatian publik. Curah hujan tinggi pada September ini membuat beberapa kawasan terendam air. Beredar pula momen warga yang harus menyelamatkan hewan peliharaan hingga barang-barang berharga.
Namun, banjir tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga memicu ancaman kesehatan. Salah satu penyakit yang patut diwaspadai adalah leptospirosis, yang dapat menyerang setelah seseorang kontak dengan air banjir.
Baca juga: Wabah Leptospirosis Melanda Grobogan, 2 Warga Meninggal Dunia
Apa Itu Leptospirosis?
Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Jumat (12/9/2025), leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat hidup di air atau tanah yang terkontaminasi serta memengaruhi hewan maupun manusia.
Meski sering dianggap sepele, leptospirosis bisa menimbulkan gejala serius. Penderita dapat mengalami demam, sesak napas, gangguan hati, hingga berujung pada kematian bila tidak ditangani.
Gejala Leptospirosis
Biasanya, dibutuhkan waktu 2 hingga 30 hari setelah kontak dengan bakteri hingga gejala muncul. Penyakit ini umumnya berkembang dalam dua fase.
Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Leptospirosis, Bakteri yang Bisa Menyebabkan Kematian















































