loading...
Teknologi One Pedal sangat memudahkan konsumen, tapi regulator China justru melihat dampak jangka panjang. Foto: Hyundai Indonesia
JAKARTA - Bagi jutaan pengemudi mobil listrik di seluruh dunia, ada satu fitur yang terasa seperti sebuah keajaiban: berkendara satu pedal (one-pedal driving).
Ini adalah gaya mengemudi futuristik di mana mobil dapat melaju, melambat, bahkan berhenti hanya dengan mengatur tekanan pada pedal akselerator, tanpa perlu lagi "menari" di antara pedal gas dan rem.
Fitur yang dicintai dari merek seperti Tesla, Polestar, Volvo, hingga Hyundai ini telah menjadi simbol dari kemudahan dan efisiensi era listrik.
Namun kini, evolusi besar datang dari Timur. China, sebagai pasar mobil listrik terbesar di dunia, mengambil sebuah langkah pionir untuk menyempurnakan teknologi ini. Mulai tahun 2027, mereka akan menerapkan sebuah standar baru yang tidak melarang, melainkan memoles cara kerja fitur satu pedal, semuanya atas nama keselamatan jangka panjang.
Dilema Antara Kenyamanan dan Refleks
Tak dapat dimungkiri, fitur satu pedal sangatlah nyaman. Ia mengubah kemacetan kota yang melelahkan menjadi alur berkendara mulus, mengurangi keausan rem, dan bahkan sedikit menambah jarak tempuh melalui pengereman regeneratif.
Namun, regulator di China mengidentifikasi potensi risiko psikologis. Menurut mereka, kenyamanan ini bisa secara perlahan "menumpulkan" insting alami pengemudi untuk secara refleks menginjak pedal rem dalam situasi darurat.