loading...
Goldman Sachs mengatakan, dibutuhkan waktu hingga sepuluh tahun bagi Barat untuk menantang dominasi China dalam logam tanah jarang atau rare earth. Foto/Dok
JAKARTA - Goldman Sachs mengatakan, dibutuhkan waktu hingga sepuluh tahun bagi Barat untuk menantang dominasi China dalam logam tanah jarang atau rare earth . Mineral ini menjadi primadona, lantaran peran pentingnya oada mayoritas besar teknologi modern.
Bahkan rare earth menjadi rebutan hingga memicu konflik perdagangan antara Washington, UE (Uni Eropa), dan Beijing. Menurut data dari Badan Energi Internasional dan analis industri, China diketahui menyumbang lebih dari 90% dari pemurnian logam tanah jarang global dan 98% dari seluruh produksi magnet.
Sementara China menambang sekitar dua pertiga bijih tanah jarang dunia, negara ini juga mendominasi tahap pengolahan dan manufaktur yang mengubah bahan-bahan tersebut menjadi komponen yang dapat digunakan.
Baca Juga: Jadi Rebutan Dunia, Pemerintah Dorong Pengembangan Logam Tanah Jarang
“Butuh bertahun-tahun untuk membangun rantai pasokan independen di Barat,” kata Daan Struyven, co-head riset komoditas global Goldman, dalam sebuah podcast.
Dia memperkirakan, butuh waktu sekitar satu dekade untuk membangun sebuah tambang dan sekitar lima tahun untuk membangun sebuah kilang. Baca Juga: 5 Negara Pemilik Mineral Paling Krusial di Dunia, Kunci Masa Depan Energi dan Teknologi
















































