loading...
Setiap 10 kilometer yang Anda tempuh dengan santai, Anda menabung 1 kilometer umur baterai dibandingkan jika Anda mengemudi ugal-ugalan. Foto: Hyundai
JAKARTA - Sebuah studi ilmiah baru-baru ini sempat memicu secercah harapan—sekaligus kebingungan massal—di kalangan pemilik mobil listrik.
Studi yang dipublikasikan di jurnal sains bergengsi Nature menyiratkan ide yang radikal: bahwa mengendarai mobil listrik secara "dinamis" atau agresif justru bisa membuat baterainya lebih awet.
Kabar ini sontak menjadi angin surga bagi para pengemudi yang gemar menekan pedal gas dalam-dalam.
Namun, sebelum Anda ikut-ikutan menggeber mobil listrik Anda, para ahli baterai kini datang dengan sebuah tamparan realita yang keras. Ternyata, kita semua telah salah menafsirkan, dan kebenarannya justru sebaliknya.
'Salah Tafsir' yang Berbahaya
Kekacauan ini bermula dari sebuah kalimat dalam studi berjudul "Dynamic cycling enhances battery lifetime".
Studi tersebut menemukan bahwa baterai yang diuji dengan siklus naik-turun (dinamis) seperti penggunaan di dunia nyata, menua lebih lambat dibandingkan baterai yang diuji dengan aliran listrik konstan di laboratorium.