loading...
Nasib percepatan adopsi motor listrik di Indonesia kini digantung, terperangkap di antara janji pemerintah dan realita pahit dunia usaha. Foto: Sindonews
JAKARTA - Ironi pahit tengah terjadi di industri motor listrik Indonesia. Di saat animo masyarakat sedang tinggi-tingginya, program subsidi dari pemerintah yang menjadi "nyawa" utama penjualan justru mati suri sejak Desember 2024.
Kini, para produsen dibiarkan terkatung-katung dalam ketidakpastian, dipaksa mengambil langkah nekat demi menjaga pasar tetap hidup.
Pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), seolah tak berdaya, terperangkap dalam labirin birokrasi yang lambat.
Sementara itu, di medan perang yang sesungguhnya, para pemain industri seperti Polytron terpaksa "bakar uang" dengan memberikan subsidi dari kantong mereka sendiri.
Jawaban Klasik Birokrasi: "Ditunggu Saja!"
Saat ditanya mengenai nasib kelanjutan subsidi yang sangat dinantikan ini, jawaban dari pemerintah terdengar seperti sebuah lagu lama yang diputar berulang-ulang.
"Usulan-usulan datang dari industri. Usulan itu dibahas bersama pimpinan asosiasi dan kementerian atau lembaga terkait," kata Mahardi Tunggul Wicaksono, Direktur Industri Kemenperin, di Jakarta, Senin (25/8).