loading...
Jaringan Intelektual Hukum Nasional (JIHN) menyelenggarakan Diskusi Publik Kaleidoskop Korupsi di Indonesia: Membuka Tabir Masa Lalu untuk Masa Depan Indonesia Lebih Baik. Foto: Ist
JAKARTA - Jaringan Intelektual Hukum Nasional (JIHN) menyelenggarakan Diskusi Publik “Kaleidoskop Korupsi di Indonesia: Membuka Tabir Masa Lalu untuk Masa Depan Indonesia Lebih Baik” yang menghadirkan empat pembicara dengan pandangan kritis atas kondisi pemberantasan korupsi nasional.
Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyoroti pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang berjanji mengejar koruptor hingga Antartika. Komitmen tersebut harus dibuktikan melalui kebijakan nyata, bukan sekadar jargon.
Baca juga: Mahfud MD Apresiasi Peran Presiden Prabowo Dalam Pemberantasan Korupsi
Kemudian, Gen Z juga harus berani melawan kebijakan yang tidak propemberantasan korupsi. “Gen Z harus berada di garis depan,” ujarnya, Rabu (3/12/2025).
Analis Sosial Politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menuturkan perspektif sosial-politik dengan menegaskan bahwa Indonesia masih jauh dari standar negara maju jika dilihat dari pendapatan per kapita maupun tata kelola pemerintahannya.
“Korupsi adalah faktor utama yang paling menghambat bangsa untuk maju dan tidak bisa lagi dianggap sebagai persoalan pinggiran," tegasnya.
Advokat Firman Tendry Masengi menggarisbawahi bahwa korupsi terjadi bukan karena uang, tetapi karena niat yang memang sudah terbentuk dari awal. Dia menilai sejumlah UU memang disetting untuk korup dan mengkritik dominasi eksekutif dalam proses legislasi yang dapat melemahkan peran legislator serta menggerus prinsip check and balance.
















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1275841/original/008217000_1467034421-xconc1-24-1466766791.jpg.pagespeed.ic.9JHwnQjdHa.jpg)





























