loading...
Dominasi Amerika Serikat di UFC memudar drastis. Jika pada 2016 ada lebih dari selusin petarung AS yang memegang sabuk juara, kini hanya ada satu, yakni Kayla Harrison / Foto: Bloody Elbow
JAKARTA - Dominasi Amerika Serikat di UFC memudar drastis. Jika pada 2016 ada lebih dari selusin petarung AS yang memegang sabuk juara, kini hanya ada satu, yakni Kayla Harrison.
Mantan juara kelas berat, Jon Jones, adalah juara pria terakhir dari AS sebelum pensiun pada Juni. Situasi ini memicu banyak pertanyaan, dan petarung pound-for-pound nomor 2 UFC, Islam Makhachev , punya jawabannya.
Menurut Makhachev, kemunduran dominasi Amerika disebabkan oleh kebangkitan talenta-talenta luar biasa dari wilayahnya. Dalam sebuah wawancara dengan Ushatayka, Makhachev secara tegas menyatakan bahwa UFC kini lebih banyak merekrut petarung dari wilayahnya.
Baca Juga: Alasan Nate Diaz Tolak Lawan Khabib Nurmagomedov: Beri Aku Petarung di 5 Besar
"Itulah alasannya," kata Makhachev dikutip dari Bloody Elbow, Senin (25/8/2025).
Makhachev juga yakin akan ada lebih banyak juara dari Kaukasus, Dagestan, dan Chechnya. Ia menjelaskan perbedaan mentalitas antara petarung Amerika dan petarung dari wilayahnya.
"Di AS, mereka tidak khawatir meskipun mereka bertanding dengan buruk. Tapi di belakang petarung kami, ada keluarga, seluruh kota, seluruh republik. Dan dia merasakan tanggung jawab ini dan keluar dengan penuh tanggung jawab dan menang."