loading...
Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana sebesar USD1 miliar kepada New Development Bank (NDB). FOTO/China Daily
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp16,62 triliun kepada New Development Bank (NDB) sebagai bagian dari keikutsertaannya dalam blok BRICS. Langkah ini dipandang strategis untuk memperluas akses pembiayaan pembangunan sekaligus memperkuat posisi Indonesia di tengah dinamika ekonomi global. Keanggotaan Indonesia di BRICS mulai berlaku sejak Januari 2025, di tengah kekhawatiran meningkatnya hambatan dagang akibat kebijakan tarif tinggi Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.
Pengalokasian dana tersebut diumumkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin di Jakarta, awal Desember ini. Pemerintah menilai kontribusi kepada NDB dapat mendukung pendanaan pembangunan berkelanjutan bagi negara berkembang serta memperkuat kolaborasi ekonomi Global South di tengah menguatnya dorongan dedolarisasi.
"Keikutsertaan Indonesia juga diikuti bergabungnya Indonesia dengan New Development Bank, dan pemerintah telah menyetujui pemberian USD1 miliar untuk investasi di New Development Bank," ujar Airlangga dikutip dari Watcher Guru, Rabu (3/12/2025).
Baca Juga: India Mundur dari Dedolarisasi, BRICS Redam Ambisi Gulingkan Dolar AS
Dengan bergabungnya Indonesia ke NDB, pemerintah berharap dapat terlibat lebih aktif dalam penyusunan kebijakan dan arah pendanaan lembaga tersebut. Pengamat menilai langkah ini sebagai bagian dari strategi Indonesia menyeimbangkan hubungan ekonomi dengan kekuatan besar dunia, sekaligus memanfaatkan kerja sama multilateral non-Barat untuk memperkuat posisi tawar di pasar global yang kian bergejolak.
















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1275841/original/008217000_1467034421-xconc1-24-1466766791.jpg.pagespeed.ic.9JHwnQjdHa.jpg)





























