Ekonom Ingatkan Bahaya Wacana Pengambilalihan Paksa Saham BCA

3 weeks ago 15

loading...

Gedung BCA. FOTO/Shutterstock

JAKARTA - Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J Rachbini, mengkritik keras wacana pengambilalihan paksa saham PT Bank Central Asia (BCA) Tbk yang belakangan mencuat di ruang publik. Ia menilai ide tersebut tidak rasional dan berpotensi merusak tatanan ekonomi nasional yang sudah terbangun pascareformasi.

"Tidak ada angin, tidak ada sebab, tiba-tiba muncul ide hostile take over BCA oleh negara. Ini ide berbahaya dan tidak waras. Jika dipaksakan, sistem ekonomi-politik Indonesia akan rusak dan berubah menjadi hutan rimba yang menyesatkan," ujar ekonom senior pendiri Indef ini, di Jakarta, Minggu (24/8).

Menurutnya, sudah seharusnya presiden mengabaikan narasi yang dianggap sesat tersebut. Dunia perbankan nasional, kata Didik, telah melewati fase restrukturisasi panjang sejak krisis moneter 1998, sehingga saat ini berada pada kondisi yang jauh lebih kuat dan stabil.

Baca Juga: Pesta Gratis iPhone 16 di BCA Expo: Jurus Jitu BMW Menjaring Sultan di Tengah Pasar Otomotif yang Lesu

Ia mengingatkan, krisis 1998 memang sempat meluluhlantakkan sektor perbankan yang kala itu sangat rapuh. Namun, perbaikan arsitektur kelembagaan dan penguatan regulasi pascareformasi membuat perbankan Indonesia berhasil bangkit. Ketahanan itu terbukti saat krisis keuangan global 2008 dan pandemi COVID-19 pada 2019, ketika sektor perbankan tetap solid meski perekonomian dunia terguncang.

Read Entire Article
Prestasi | | | |